Logo

Search the Maliki Encyclopedia

Article Vaksin – SARS-CoV2

Vaksin – SARS-CoV2

  • Version 1.0
  • Published Monday, May 27, 2024

Ringkasan


COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 yang ditemukan sejak desember 2019 di China. Sampai detik ini penyebaran virus ini sudah mencapai seluruh dunia. Pengembagan vaksin sudah dilakukan, akan tetapi masih dalam proses uji klinis untuk mengetahui efektifitasnya. Proyeksi penggunaan vaksin SARS-CoV-2 sebagai syarat bagi jemaah haji dan umroh mungkin akan diperkenalkan dalam beberapa waktu dekat setelah uji klinis telah menunjukkan hasil yang meyakinkan.

SARS-CoV-2


Coronavirus adalah virus yang memiliki materi genetik berupa ribonukleat acid (RNA) untai tunggal dengan diameter 80–120 nm. Terdapat empat jenis untuk virus ini yaitu α-coronavirus, β-coronavirus, δ-coronavirus dan γ- coronavirus. Sebelum SARS-CoV-2, enam coronavirus diketahui menyebabkan penyakit pada manusia, termasuk SARS-CoV dan MERS-CoV. SARS-CoV-2, seperti SARS-CoV dan MERS-CoV, adalah β-coronavirus.1Wang, L., Wang, Y., Ye, D. & Liu, Q. (2020)

Sejauh ini, kelelawar dianggap sebagai inang alami SARS-CoV-2, sedangkan trenggiling dan ular dianggap sebagai inang perantara. Walaupun ini masih hipotesis, ada kemungkinan bahwa potensi inang alami dan inang perantara SARS-CoV-2 bersumber dari hewan liar.2Wang, L., Wang, Y., Ye, D. & Liu, Q. (2020)

Droplet dan kontak yang dekat adalah rute penularan SARS-CoV-2 yang paling umum, walaupun ada kemungkinan penularan secara aerosol. Selain itu, adanya virus ini juga dapat dideteksi dalam sampel tinja, saluran pencernaan, air liur, dan urin.3Wang, L., Wang, Y., Ye, D. & Liu, Q. (2020)

Haji dan SARS-CoV-2


Penyakit COVID-19 yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-24Ulhaq, Z. S. & Soraya, G. V. (2020) telah menjadi masalah global yang perlu diatasi bersama. Berbagai upaya telah dilakukan oleh beberapa pemerintah untuk menanggulagi masalah ini, seperti lock-down ataupun pembatasan sosial berskala besar (PSBB)5Ulhaq, Z. S. et al. (2020) yang telah dicanangkan oleh pemerintah Indonesia. Walaupun demikian kasus ini hingga sampai buku ini ditulis, tidak ada penurunan secara signifikan secera global. Di Indonesia sendiri, kasus infeksi SARS-CoV-2 kian meningkat.

Penularan yang sangat cepat dan masif dari SARS-CoV-2 tidak hanya membuat sektor kesehatan saja yang terpengaruh, akan tetapi banyak faktor seperti ekonomi juga ikut kolaps. Tidak hanya itu, hal ini juga berpengaruh terhadap proses penerimaan ibadah umroh dan haji. Sejak Maret 2020, pemerintah Arab Saudi menutup pintu dan membatasi orang yang akan melakukan ibadah haji dan umroh sebagai upaya meminimalisir penyebaran virus ini. Akan tetepi secara perlahan pemerintah Arab Saudi membuka mulai membuka ibadah paling besar dari umat Islam ini dengan beberapa syarat diantaranya : membatasi hanya 1000 jemaah dan hanya boleh diikuti oleh jemaah dengan usia dibawah 65 tahun.6Zumla, A., Azhar, E. I., Alqahtani, S., Shafi, S. & Memish, Z. A. (2020) Hal ini sangatlah sesuai dengan data epidemiologi yang menunjukkan bahwa kasus pada orang dengan usia >60 tahun memiliki kerentanan terinfeksi virus ini lebih besar dibandingkan usia yang lebih muda. Selain itu, orang dengan usia lebih tua juga lebih rentan untuk mengalami gejala yang lebih serius.

Namun, menurut berita tertanggal 18 November 2020, pemerintah Arab Saudi secara khusus menyampaikan kepada pemerintah Indonesia bahwa jemaah umroh dari Indonesia akan ditutup sementara dikarenakan ada 5 jemaah yang positif SARSCoV-2 pada pemberangkatan umroh terakhir5.

Gambaran dan potensi vaksinasi SARS-CoV-2 untuk jemaah haji


Sejauh ini terdapat tiga vaksin yang disarankan untuk jemaah haji, satu vaksin yang wajib yaitu vaksin meningitis, sedangkan dua vaksin lain yang disarankan adalah vaksin influenza dan pneumonia. Namun, dengan berkambangnya kasus COVID-19, bukanlah hal yang mustahil bahwa vaksinasi SARSCoV-2 akan diproyeksikan untuk jemaah haji di masa medatang. Sejauh ini belum ada vaksin SARS-CoV-2, akan tetapi banyak vaksin potensial yang sedang dkembangkan dipelajari. Selain itu, beberapa uji klinis vaksin secara besar juga sedang dilakukan dan sedang berjalan. Pada saat ini Badan Kesehatan Dunia juga belum bisa memastikan kapan vaksin SARS-CoV-2 akan didistribusikan secara global, tetapi diperkirakan dipertengahan 2021, bergantung dari efektifitas dan keamanan vaksin.

Terdapat beberapa jenis vaksin yang dikembangkan untuk COVID-19 diantaranya pada gambar dibawah ini,

Macam-macam pengembangan vaksin COVID-19

  • Vaksin virus yang dilemahkan, yang menggunakan bentuk virus yang telah dinonaktifkan sehingga tidak menyebabkan penyakit, tetapi tetap menghasilkan respon kekebalan tubuh.
  • Vaksin berbasis protein, tipe vaksin ini dikembangkan dengan menggunakan fragmen protein virus COVID-19, yang bertujuan untuk menghasilkan respons imunitas sama halnya dengan tipe yang dilemahkan.
  • Vaksin vektor virus, tipe ini menggunakan virus yang telah direkayasa secara genetik sehingga tidak dapat menyebabkan penyakit, tetapi menghasilkan protein virus corona untuk menghasilkan respons imun dengan aman.
  • Vaksin RNA dan DNA, ini adalah tipe vaksin paling mutakhir, yaitu menggunakan RNA atau DNA yang direkayasa secara genetik untuk menghasilkan protein yang dengan sendirinya mendorong respons imun. Selain itu, vaksin tipe ini bisa dikembangkan lebih cepat dibandingkan tipe yang lain.

Mungkin terpintas apakah dengan adanya vaskin ini bisa memberikan kekebalan/perlindungan jangka panjang? Untuk saat ini pertanyaan ini masih belum bisa terjawab, karena terlalu dini untuk menyimpulkan apa yang sedang dikerjakan, sebagai tambahan masih belum ada info juga berapakah dosis yang dibutuhkan untuk bisa memberikan kekebalan terhadap virus SARS-CoV-2.

Notes

  • 1
    Wang, L., Wang, Y., Ye, D. & Liu, Q. (2020)
  • 2
    Wang, L., Wang, Y., Ye, D. & Liu, Q. (2020)
  • 3
    Wang, L., Wang, Y., Ye, D. & Liu, Q. (2020)
  • 4
    Ulhaq, Z. S. & Soraya, G. V. (2020)
  • 5
    Ulhaq, Z. S. et al. (2020)
  • 6
    Zumla, A., Azhar, E. I., Alqahtani, S., Shafi, S. & Memish, Z. A. (2020)

Bibliographical Entries

  • Zumla, A., Azhar, E. I., Alqahtani, S., Shafi, S. & Memish, Z. A. (2020). COVID-19 and the scaled-down 2020 Hajj Pilgrimage—Decisive, logical and prudent decision making by Saudi authorities overcomes pre-Hajj public health concerns. Int. J. Infect. Dis. 99, 34–36.
  • Coronavirus disease (COVID-19): Vaccines. https://www.who.int/newsroom/q-a-detail/coronavirus-disease-(covid-19)-vaccines.
  • Ulhaq, Z. S. et al. (2020). Data on attitudes, religious perspectives, and practices towards COVID-19 among Indonesian residents: a quick online crosssectional survey. Data Brief 32, 106277
  • Ulhaq, Z. S. & Soraya, G. V. (2020). Interleukin-6 as a potential biomarker of COVID 19 progression. Med. Mal. Infect. 50, 382–383
  • Indonesia, C. N. N. Kemenag sebut 13 jemaah umrah Indonesia positif Covid 19. nasional https://www.cnnindonesia.com/nasional/2020111115574720-568604/kemenag-sebut-13 jemaah-umrah-indonesia-positif-covid-19.
  • Wang, L., Wang, Y., Ye, D. & Liu, Q. (2020). Review of the 2019 novel coronavirus (SARS-CoV-2) based on current evidence. Int. J. Antimicrob. Agents 55, 105948

Citation

Zulvikar Syambani Ulhaq: „Vaksin – SARS-CoV2“, Version 1.0. In: Maliki Encyclopedia. Published by Pusat Perpustakaan, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Malang, Monday, May 27, 2024.