Logo

Search the Maliki Encyclopedia

Article Sinusitis

Sinusitis

  • Version 1.0
  • Published Tuesday, April 30, 2024

Ringkasan


Sinusitis sangat erat kaitannya dengan imunitas seseorang. Sinusitis salah satu penyakit hidung yang sering terjadi di masyarakat, bahkan dianggap sebagai salah satu penyebab gangguan kesehatan tersering di seluruh dunia. Sinusitis merupakan inflamasi pada mukosa sinus paranasal. Penyebarannya dapat diawali dengan infeksi virus, yang selanjutnya dapat diikuti oleh infeksi bakteri dan jamur. Sinusitis dikatakan multisinusitis bila mengenai beberapa sinus, dan pansinusitis jika mengenai hampir semua sinus.

Sinusitis


Sinusitis merupakan inflamasi atau peradangan pada dinding sinus. sinus merupakan rongga kecil yang saling terhubung melalui saluran udara di dalam tulang tengkorak. sinus terletak di bagian belakang tulang dahi, bagian dalam struktur tulang pipi, kedua sisi batang hidung, dan belakang mata. berdasarkan sinus yang terkena peradangan maka sinusitis di bagi menjadi sinusitis frontalis, sinusitis maksilaris, etmoidalis.1Zz, Cao et al. (2018)

Selama pelaksanaan ibadah haji di Arab Saudi cuaca panas di sertai dengan angin yang kencang, jemaah orang tidak terbiasa sering kali terserang oleh batuk dan flu, belum lagi penyakit dari jemaah lain seperti pilek dan flu mudah sekali menular karena berdesak-desakan di area thawaf atau di kamar yang di isi lebih dari tiga orang. Ada perbedaan antara flu biasa dan flu yang disebabkan oleh sinusitis. Flu biasanya mempunyai gejala demam, sakit kepala sakit tenggorokan pilek dengan lendir berwarna jernih bersin-bersin, hidung tersumbat gejala utama muncul di daerah hidung.2B, Wyler., Wk, Mallon. (2019)

Gejala sinusitis


Sinusitis memiliki beberapa gejala biasanya penderita yang mengalami sinusitis akut akan mengeluh hidung tersumbat disertai nyeri/rasa tekanan pada muka dan ingus purulen yang seringkali turun ke tenggorokan, selain itu pula dapat disertai dengan gejala sistemik seperti demam dan lesu.3C, Panjabi., A, Shah. (2011) Jika penderita terkena sinusitis maksilaris maka akan merasakan nyeri pada daerah pipi, pada sinusitis etmoidalis nyeri dirasakan dibelakang kedua bola mata, jika pada sinusitis frontalis penderita biasanya mengeluh nyeri pada dahi dan penderita yang menderita sinusitis sphenoidalis nyeri yang dirasakan pada bagian vertex, dan sering kali pada rahang serta telinga. Beberapa gejala lain dari sinusitis adalah sakit kepala, hiposmia/anosmia, halitosis, post nasal drip yang menyebabkan batuk dan sesak.4X, Wang., Y, Zhang., Xc, Song. (2019) Pada sinusitis kronik sangat sulit untuk didiagnosis karena gejalanya tidak khas, paling sering akan terjadi sakit kepala kronik, batuk kronik, gangguan tenggorokan dan gangguan akibat sumbatan kronik muara tuba eustachius, gangguan ke paru seperti bronkitis, bronkiektasis dan yang penting adalah serangan asma yang meningkat dan sulit diobati menurut,5Jb, Anon (2010) untuk memahami penyakit sinus, harus mempunyai sejumlah pengetahuan konsep patofisiologi dasar. Patofisiologi dari sinusitis terkait 3 faktor sebagai berikut :

  1. Adanya obstruksi jalur drainase sinus
    Obstruksi jalur drainase sinus dapat mencegah drainase mukus normal. ostium bisa tertutup oleh pembengkakan mukosa, ataupun penyebab lokal lainnya. Ketika sudah muncul obstruksi komplit dari ostium, akan ada peningkatan transien dalam tekanan intrasinus diikuti oleh pembentukan tekanan negatif intrasinus.
  2. Fungsi silia yang rusak
    Fungsi silia yang buruk bisa disebabkan berkurangnya sel epitel silia, aliran udara yang tinggi, virus, bakteri atau siliatoksin dari lingkungan, mediator inflamasi, berdempetannya 2 permukaan mukosa, luka, dan sindrom kartagener. sindrom kartagener terkait dengan silia immobile, menyebabkan retensi dari sekresi sehingga menjadi faktor predisposisi infeksi sinus.
  3. Kualitas dan kuantitas mukus yang berubah komposisi mukus berubah dapat menyebabkan mukus
    memproduksi viskositas lebih, transport ke ostium akan lebih pelan, dan lapisan gel menjadi lebih tebal. Perubahan mukus ini akan mengganggu aktivitas silia pada sinusitis akut, yang diperparah dengan penutupan ostium.

Notes

  • 1
    Zz, Cao et al. (2018)
  • 2
    B, Wyler., Wk, Mallon. (2019)
  • 3
    C, Panjabi., A, Shah. (2011)
  • 4
    X, Wang., Y, Zhang., Xc, Song. (2019)
  • 5
    Jb, Anon (2010)

Bibliographical Entries

  • Wang X, Zhang Y, Song Xc. (2019). [A case report of epidural abscess caused by acute frontal sinusitis]. Lin Chung Er Bi Yan Hou Tou Jing Wai Ke Za Zhi. Feb 05;33(2):181-182.  
  • Panjabi C, Shah A. (2011). Allergic aspergillus sinusitis and its association with allergic bronchopulmonary aspergillosis. Asia Pac Allergy. Oct;1(3):130-7.
  • Cao Zz, Xiang Hj, Gao Jj, Huang Sy, Zheng B, Zhan X, Chen Rr, Chen Bb. (2018). [Prevalence of allergy in children with acute rhinosinusitis]. Lin Chung Er Bi Yan Hou Tou Jing Wai Ke Za Zhi. Sep; 32(18): 1377-1382.
  • Wyler B, Mallon Wk. (2019). Sinusitis update. Emerg Med Clin North Am. Feb;37(1):41-54
  • Anon Jb. (2010). "Upper Respiratory Infections". Am. J. Med. 123 (4 Suppl) S16–25. Doi:10.1016/J.Amjmed.2010.02.003

Citation

Zainabur Rahmah: „Sinusitis“, Version 1.0. In: Maliki Encyclopedia. Published by Pusat Perpustakaan, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Malang, Tuesday, April 30, 2024.