Logo

Search the Maliki Encyclopedia

Article Penyakit Kulit Akibat Alergi

Penyakit Kulit Akibat Alergi

  • Version 1.0
  • Published Tuesday, April 16, 2024

Ringkasan

Penyakit kulit akibat alergi (sering dikenal juga dengan eksim atau dermatitis) merupakan penyakit kulit di urutan pertama yang banyak ditemukan pada jemaah haji, yakni sekitar 42% dari seluruh keluhan kulit yang ada.1N, Raza., AM, Syed., J, Ahmad (2008) Biasanya keluhan ini banyak ditemukan pada individu dengan kecenderungan genetik atopi, misalnya didapatkan riwayat penyakit asma atau rhinitis alergika yang ditandai dengan sering bersin di pagi hari. Keluhan kulit bersifat kronis dan sering kambuh-kambuhan, tergantung dari faktor pencetusnya.2AS, Sularsito., Soebaryo (2017)

Pada jemaah haji yang sedang melakukan ibadah risiko untuk menderita penyakit kulit akibat alergi meningkat karena banyak faktor yang dapat memicu, antara lain perubahan suhu yang drastis, paparan sinar matahari, paparan bahan kimia, paparan dengan bakteri atau jamur. 3ibid Keluhan kulit yang sering berulang ini tentunya akan sangat mengganggu kegiatan ibadah dari para jemaah. Oleh karena itu penting dilakukan upaya pencegahan terutama pada individu yang memiliki riwayat alergi sebelumnya. Prinsipnya pencegahan adalah dengan memperkuat fungsi perlindungan kulit misalnya dengan penggunaan pelembab setiap sesudah mandi, karena pada individu yang memiliki keluhan dermatitis/eksim fungsi proteksi kulitnya menurun akibat adanya kerusakan pada lapisan paling luar kulit. Selain itu perlunya edukasi untuk menghindari bahan iritan dan alergen.4ibid, 5Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit Indonesia (PERDOSKI) (2017)

Penyakit kulit akibat alergi

Penyakit kulit akibat alergi / dermatitis adalah suatu peradangan kulit sebagai respon terhadap pengaruh dari dalam maupun dari luar tubuh. Keluhan biasanya ditandai dengan kemerahan, muncul lenting dan benjolan, bengkak, kulit mengelupas dan penebalan kulit. Kelainan kulit bergantung pada stadium penyakit. Untuk bentuk akut biasanya tanda radang. Nampak jelas, sedangkan pada stadium kronis yang menonjol adalah penebalan kulit. Dermatitis cenderung berulang dan menjadi kronis, tidak jarang mengganggu kualitas hidup dan dapat menimbulkan stres. Ada banyak penyebab yang dapat menimbulkan keluhan dermatitis, penyebab ini dibagi menjadi 2 yakni penyebab dari dalam tubuh (endogen) dan dari luar tubuh (eksogen). Faktor eksogen terdiri atas bahan kimia (detergen, asam, basa, oli, semen dsb), fisik (sinar, suhu), mikroorganisme (bakteri, jamur). Sedangkan faktor endogen adalah memiliki riwayat atopi (bisa ditandai dengan riwayat asma atau rhinitis alergi yang ditandai dengan sering bersin di pagi hari).6AS, Sularsito., Soebaryo (2017)

Dermatitis Kontak

Dermatitis kontak merupakan dermatitis yang timbul oleh bahan/substansi yang menempel pada kulit. Berdasarkan bahan yang menempel pada kulit, dermatitis kontak dibagi lagi menjadi dermatitis kontak alergi dan dermatitis kontak iritan. Pada dermatitis kontak alergi, keluhan timbul akibat pajanan dengan bahan alergen di luar tubuh. Pada dermatitis kontak alergika biasanya keluhan muncul setelah pajanan berulang, berhubungan dengan faktor imunologis, dan sering timbul pada individu dengan riwayat alergi di keluarga. Bila pajanan dihentikan maka lesi akan membaik. Sedangkan pada dermatitis kontak iritan keluhan timbul akibat pajanan dengan bahan yang bersifat iritan (bahan kimia, fisik atau biologis) dan merupakan suatu reaksi keradangan kulit yang bersifat non-imunologis. Faktor yang mempengaruhi adalah jenis iritan, lama pajanan, faktor gesekan dan trauma fisik. Peran faktor endogen pada dermatitis kontak iritan adalah fungsi kulit sebagai pelindung dan kondisi dermatitis yang telah ada. Dermatitis kontak iritan dapat dialami oleh semua orang dari berbagai golongan umur, ras dan jenis kelamin.7SA, Sularsito,. RW, Soebaryo (2017)8B, Brahmanti (2018)

Dermatitis Kontak Alergika
Sumber : Fitzpatricks Dermatology in General Medicine edisi ke 8

Dermatitis Kontak Iritan
Sumber: Fitzpatricks Dermatology in General Medicine edisi ke 8

Dermatitis Atopik

Dermatitis atopik adalah peradangan pada kulit yang bersifat kronis dan kambuh kambuhan, disertai rasa gatal dan mengenai bagian tubuh tertentu. Biasanya berhubungan dengan penyakit atopi lainnya misalnya asma dan rhinitis alergi. Kelainan ini dapat timbul pada semua usia, namun paling sering timbul pada bayi dan anak-anak. Pada bayi dan anak-anak paling sering timbul pada daerah pipi, kulit kepala, leher dan badan. Sedangkan pada orang dewasa sering timbul pada daerah lipatan tangan dan kaki, punggung tangan, leher, punggung, jari tangan dan kaki. Tatalaksana dermatitis atopik ini sangat kompleks karena adanya faktor genetik yang banyak berperan. Pada prinsipnya edukasi sangatlah memegang peranan penting. Edukasi meliputi untuk menghindari faktor pencetus, memperkuat dan mempertahankan fungsi perlindungan kulit dengan penggunaan pelembab, mengendalikan dan mengurangi siklus gatal-garuk, dan juga bila diperlukan dapat dilakukan konseling psikologis untuk mencegah stress dan membantu mengurangi rasa gatal.9Boediardja SA (2017)10B, Brahmanti (2018)

Dermatitis Atopik
Sumber :Fitzpatricks Dermatology in General Medicine edisi ke 8

Notes

  • 1
    N, Raza., AM, Syed., J, Ahmad (2008)
  • 2
    AS, Sularsito., Soebaryo (2017)
  • 3
    ibid
  • 4
    ibid,
  • 5
    Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit Indonesia (PERDOSKI) (2017)
  • 6
    AS, Sularsito., Soebaryo (2017)
  • 7
    SA, Sularsito,. RW, Soebaryo (2017)
  • 8
    B, Brahmanti (2018)
  • 9
    Boediardja SA (2017)
  • 10
    B, Brahmanti (2018)

Bibliographical Entries

  • Boediardja SA. (2017). Dermatitis atopik. Ilmu kesehatan kulit dan kelamin. edisi ke 7. Jakarta : Badan Penerbit FKUI. Hal 167-183.
  • Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit Indonesia (PERDOSKI). (2017). Dermatitis atopik. Panduan praktik klinis. Jakarta. Hal 191-197.
  • Sularsito SA, Soebaryo RW. (2017). Dermatitis kontak. Ilmu kesehatan kulit dan kelamin. Edisi ke 7. Jakarta : Badan Penerbit FKUI. Hal 157-165.
  • Brahmanti B. (2018). Dermatitis kontak. Intisari ilmu kesehatan kulit dan kelamin. Edisi ke 1. Malang : UB Press. Hal. 241-255.
  • Brahmanti B. (2018). Dermatitis kontak. Intisari ilmu kesehatan kulit dan kelamin. edisi ke 1. Malang : UB Press. Hal. 225-239.
  • Sularsito AS, Soebaryo. (2017). Dermatitis. Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, Edisi ke 7. Jakarta : Badan Penerbit FKUI. Hal 156-157.  
  • Raza N, Syed AM, Ahmad J. (2009). Frequency and pattern of dermatological diseases among Pakistani hujjaj during hajj-1429 (2008). Journal of Pakistan Association of Dermatologist. (19):131-135.

Citation

Prida Ayudianti: „Penyakit Kulit Akibat Alergi“, Version 1.0. In: Maliki Encyclopedia. Published by Pusat Perpustakaan, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Malang, Tuesday, April 16, 2024.