Logo

Search the Maliki Encyclopedia

Article Pentingnya Vaksinasi Sebelum Berhaji

Pentingnya Vaksinasi Sebelum Berhaji

  • Version 1.0
  • Published Thursday, May 23, 2024

Ringkasan


Bepergian ke luar negeri termasuk disini ke tanah suci, dapat membuat kita terpapar penyakit yang tidak kita temui di Indonesia. Dan dalam beberapa kasus yang berat, penyakit infeksi yang terjadi bisa berakibat fatal. Beberapa public figure di dalam negeri pernah mengalami hal tersebut seperti penyakit meningitis hingga jatuh pada keadaan koma akibat kelalaian dalam vaksinasi. Wanita hamil, bayi dan anak kecil, orang tua serta orang dengan sistem kekebalan yang lemah (karena kondisi medis atau obatobatan tertentu) sangat berisiko terkena infeksi saat bepergian. Sedangkan jemaah haji asal Indonesia banyak berusia lanjut, yang termasuk kelompok rentan. Tidak sedikit keluarga di Indonesia menolak untuk vaksinasi sebelum berangkat haji, padahal vaksinasi ini sangat penting untuk melindungi mereka dari penyakit yang berbahaya.

Vaksinasi

Vaksinasi adalah pemberian vaksin untuk membantu sistem kekebalan mengembangkan perlindungan dari suatu penyakit. Vaksin mengandung mikroorganisme atau virus dalam keadaan lemah, hidup atau mati, atau protein atau racun dari organisme.

Sumber: Freepik.com

Dalam merangsang kekebalan adaptif tubuh, vaksin membantu mencegah penyakit akibat penyakit menular. Ketika persentase yang cukup besar dari populasi telah divaksinasi, kekebalan kawanan terjadi. Kekebalan kawanan melindungi mereka yang mungkin immunocompromised dan tidak bisa mendapatkan vaksin karena bahkan versi yang lebih lemah akan membahayakan mereka Herd immunity 1(Herd protection) (2020). Vaksinasi adalah metode paling efektif untuk mencegah penyakit menular; 2A CDC framework for preventing infectious diseases (2011) 3B, Gellin (2000) 4Public Health Agency of Canada (2010). Metode ini akan memperkuat sistem kekebalan tubuh kita terhadap infeksi saat kita menghadapi penyakit yang sebenarnya di masa depan. Vaksinasi aman dan efektif dan sangat penting saat bepergian. 5United States National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) (2016)

Saat menjalankan ibadah haji, jemaah harus melakukan perjalanan ke luar negeri menuju negara dengan keadaan alam yang sangat berbeda dari negara Indonesia. Adanya perbedaan alam tersebut, pola penyakit infeksi yang umum terjadi di tanah suci juga sangat berbeda dengan Indonesia. Penduduk asli yang terus terpapar oleh mikroba tersebut telah memiliki kekebalan, sedangkan anda sebagai pendatang baru belum memiliki kekebalan. Vaksinasi adalah suatu metode untuk memberikan kekebalan yang melindungi diri dari infeksi tertentu dengan memaparkan diri kita pada mikroba atau bagian mikroba penyebab penyakit dalam dosis kecil, aman, dan tidak aktif. Hal inilah yang menjadikan beberapa negara termasuk Saudi Arabia mewajibkan Jemaah haji divaksinasi untuk penyakit tertentu menyesuaikan dengan pola penyakit di negara mereka. Jika tidak melakukan vaksinasi yang diperlukan, maka akan ditolak masuk atau diharuskan mendapatkan vaksinasi yang diperlukan.

Sebagai langkah antisipasi, calon jemaah haji juga harus melakukan upaya untuk mencegah terkena penyakit menular saat berada di tanah suci. Seperti menghindari konsumsi air atau makanan yang berpotensi terkontaminasi, dan anjuran tentang obat-obatan dan gaya hidup bepergian. Agar vaksin bekerja efektif maka disarankan untuk divaksinasi 6 minggu (dan sebaiknya 12 minggu) sebelum calon Jemaah haji berangkat ke tanah suci. Hal ini dilakukan untuk memberi waktu pada sistem kekebalan untuk berespon terhadap vaksinasi yang anda dapatkan. Selain itu ada beberapa vaksin yang akan efektif setelah diberikan lebih dari 1 kali.

Keamaanan vaksin


Vaksin yang digunakan di Indonesia disetujui untuk digunakan oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Badan POM merupakan institusi resmi untuk mengkaji nilai etik dan ilmiah dari suatu jenis vaksin hingga akhirnya dapat dipasarkan ke masyarakat secara luas berdasarkan rekomendasi Komnas Obat Vaksin setelah melalui proses pengujian keamanan yang ketat. 6(cdc.gov)

Sumber: Freepik.com

Proses produksi vaksin melalui riset yang panjang serta menggunakan standar Good Clinical Practive serta berdasar etik yang ketat8. Secara keseluruhan, kemungkinan vaksin menyebabkan bahaya serius sangatlah kecil. Kandidat vaksin harus melewati 4 fase uji. Untuk menyelesaikan seluruh tahapan tersebut hingga aman diberikan pada masyarakat, kandidat vaksin butuh waktu hingga puluhan tahun. Contoh vaksin yang baru saja diproduksi masal dan diperkenalkan ke pasaran adalah vaksin dengue. Vaksin dengue membutuhkan waktu kurang lebih 15 tahun untuk melewati tahapan – tahapan pembuatan vaksin diatas sehingga dapat terjamin keamanannya. Risiko kesehatan vaksinasi jauh lebih kecil daripada terkena penyakit karena tidak divaksinasi. Akan tetapi, dalam beberapa kasus, dokter mungkin menyarankan untuk tidak melakukan vaksinasi pada beberapa golongan orang. Mereka adalah pasien dengan sistem kekebalan yang lemah karena ko-infeksi atau sedang mengonsumsi obat-obatan penekan sistem kekebalan.

Efek samping vaksinasi


Efek samping vaksinasi sangat kecil dan biasanya hilang dalam beberapa hari. Efek samping yang umum adalah demam, nyeri di tempat suntikan, sakit kepala, mual atau nyeri otot atau sendi. Dalam kasus yang sangat jarang, seseorang mungkin mengalami reaksi alergi parah yang disebut anafilaksis saat menerima vaksin. Ini bisa mengancam nyawa tapi bisa diobati. Dokter akan mencegah keparahan reaksi alergi dengan menanyakan apakah memiliki alergi, atau pernah bereaksi terhadap vaksin di masa lalu. Dokter akan selalu menyediakan adrenalin yang untuk digunakan pada kasus ini jika diperlukan.

Sumber: Freepik.com

Notes

  • 1
    (Herd protection) (2020)
  • 2
    A CDC framework for preventing infectious diseases (2011)
  • 3
    B, Gellin (2000)
  • 4
    Public Health Agency of Canada (2010)
  • 5
    United States National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) (2016)
  • 6
    (cdc.gov)

Bibliographical Entries

  • United States Centers for Disease Control and Prevention. (2011). A CDC framework for preventing infectious diseases (PDF). October 2011. Archived from the original (PDF) on 14 September 2012. Vaccines are our most effective and cost-saving tools for disease prevention, preventing untold suffering and saving tens of thousands of lives and billions of dollars in healthcare costs each year
  • "Herd immunity (Herd protection) | Vaccine Knowledge". vk.ovg.ox.ac.uk. Retrieved 12 November 2020.
  • United States National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID). "NIAID Biodefense Research Agenda for Category B and C Priority Pathogens" (PDF).  Archived from the original (PDF) on 4 March 2016. Vaccines are the most effective method of protecting the public against infectious diseases.
  • The vaccine life cycle. Vaccine Life Cycle - Safety at Every Phase (cdc.gov)
  • Public Health Agency of Canada. "Vaccine-preventable diseases". Archived from the original on 24 March 2012. Vaccines still provide the most effective, longest-lasting method of preventing infectious diseases in all age groups
  • Gellin B (1 June 2000). "Vaccines and Infectious Diseases: Putting Risk into Perspective". American Medical Association Briefing on Microbial Threats. National Press Club Washington, DC. Archived from the original on 24 November 2010. Vaccines are the most effective public health tool ever created.

Citation

Lailia Nur Rachma: „Pentingnya Vaksinasi Sebelum Berhaji“, Version 1.0. In: Maliki Encyclopedia. Published by Pusat Perpustakaan, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Malang, Thursday, May 23, 2024.