Logo

Search the Maliki Encyclopedia

Article Peningkatan Kekebalan di Tengah Pandemi

Peningkatan Kekebalan di Tengah Pandemi

  • Version 1.0
  • Published Wednesday, April 24, 2024

Ringkasan


Haji merupakan suatu perjalanan ziarah ke tanah suci Mekah dan beberapa situs suci dalam satu rangkaian kegiatan yang sangat padat. Selama ritual perjalanan tersebut, terjadi perpindahan manusia secara massal dalam jumlah yang sangat besar. Hal ini sering menyebabkan “kemacetan” manusia yang selalu terjadi di setiap musim haji. Pergerakan jama’ah haji dan “kemacetan” tersebut memiliki implikasi semakin mudahnya penyebaran penyakit menular. Ditambah dengan iklim dan suhu di jazirah arab yang cenderung ekstrim (sangat panas di pagi hari dan sangat dingin di malam hari), yang semakin memudahkan terjangkitnya jemaah haji dengan penyakit infeksi akibat menurunnya kekebalan tubuh. Beberapa upaya perlu dilakukan untuk meningkatkan kekebalan tubuh selama ibadah haji.

Kekebalan Tubuh


Kekebalan tubuh adalah kemampuan tubuh untuk melawan mikroorganisme berbahaya. Kekebalan juga didefinisikan sebagai suatu sistem dalam tubuh yang memiliki kemampuan untuk mengenali dan mentolerir apa pun yang menjadi milik diri, dan untuk mengenali dan menolak apa yang asing 1Encyclopedia of biomedical engineerin. Sistem kekebalan tubuh memiliki fungsi untuk melindungi kita dari serangan infeksi mikroba, sel ganas, dan berbagai benda asing.

Dalam agama Islam, setiap muslim yang mampu secara fisik wajib melakukan ibadah haji sekali seumur hidup. Selama haji, para jemaah melakukan ritual perjalanan yang di mulai dari Mekah, Arafah, Mina, Muzdaliffah, dan kembali lagi ke Mekah. Pada umumnya para jema’ah juga melakukan perjalanan ke Madinah. Perjalanan yang padat tersebut merupakan tantangan tersendiri bagi para jemaah haji asal Indonesia. Hal ini dikarenakan umumnya mereka berada pada usia yang tidak lagi muda.

Saat tubuh manusia menua, maka sistem kekebalannya juga menua yang disebut dengan immunosense. Keadaan tersebut ditandai dengan menurunnya kemampuan sistem kekebalan tubuh dalam melawan agen asing 2L, Pangrazzi & B, Weinberger (2020).

Sumber: Freepik.com

Menurunnya kekebalan disaat kegiatan ibadah haji menyebabkan semakin mudahnya para jemaah ini terjangkit penyakit. Selain itu, sangat padatnya populasi jemaah haji menyebabkan lebih mudah penyakit menular yang muncul berubah menjadi epidemi. Penginapan yang padat memicu penularan penyakit, terutama dari agen yang ditularkan melalui udara. Selain itu, makanan yang tidak disiapkan dan disimpan secara baik juga menyebabkan masalah kesehatan tersendiri. Oleh sebab itu dibutuhkan upaya untuk meningkatkan kekebalan tubuh para jama’ah agar selain mendapatkan haji mabrur, juga dapat kembali ke tanah air dalam keadaan sehat wal afiat.

Untuk meningkatkan kekebalan tubuh selama ibadah haji, kita harus melakukan pendekatan dari berbagai factor. Hal ini dikarenakan derajat kekebalan tubuh ditentukan oleh beberapa faktor seperti faktor genetik, usia, jenis kelamin, status gizi, hormon, dan status fisik 3X,Li., M, Geng., Y, Peng et al (2020).

Upaya peningkatan kekelalan tubuh Jemaah haji

Berikut upaya yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan kekebalan tubuh jemaah haji.
1. Olahraga
Olahraga dengan intensitas sedang dapat meningkatkan sistem kekebalan terhadap berbagai infeksi dan kanker. Olahraga teratur dapat menambah jumlah dan fungsi sel kekebalan khususnya sel natural killer (NK), meningkatkan respon perbanyakan sel imun4. Olahraga yang dianjurkan adalah olahraga level sedang selama sekitar 20 sampai 30 menit per hari. Aktifitas ini dapat memberikan efek meningkatknya kekebalan. mengurangi depresi, mengurangi kecemasan, serta meningkatkan derajat kesehatan secara menyeluruh.

Sumber: Freepik.com

2. Diet seimbang
Tidak seimbangnya asupan gizi (kekurangan gizi/malnutrisi) akan menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh. Diet yang tepat sangat penting dalam berkembang dan terpeliharanya sistem kekebalan. Malnutrisi terutama pada unsur protein, dapat menyebabkan degenerasi organ kekebalan dan menurunnya jumlah sel kekebalan dan protein komplemen. Pasien malnutrisi lebih rentan terhadap infeksi saluran pernapasan dan saluran cerna. Diare yang berkepanjangan sering diderita oleh pasien malnutrisi dibandingkan dengan populasi normal 4H, Lehman., M, Ballow (2014).

3. Asupan vitamin dan mikronutrien
Untuk dapat bekerja dengan baik, sistem kekebalan membutuhkan vitamin A, D, C, E, B6, dan B12 serta mikronutrien asam folat, seng, besi, tembaga, dan selenium dalam jumlah banyak. Suplementasi multivitamin dan multimineral (MMN) dapat mengurangi risiko infeksi dan reinfeksi oleh mikroba dan cacing parasite 5B, de Gier., M, Campos Ponce et al (2014). Suplementasi vitamin C secara signifikan dapat

Sumber: Freepik.com

mengurangi risiko terserang flu, pneumonia, tingkat keparahan penyakit, dan risiko kematian pada orang dewasa 6H, Hemilä., E,Chalker (2013). Vitamin A juga berperan sebagai antioksidan dan mengatasi radikal bebas dan bertindak sebagai antioksidan. Kekurangan vitamin A akan membuat seseorang rentan terinfeksi virus corona. Selenium juga bertanggung jawab atas aktivitas antioksidan selain vitamin A. suplementasi Vitamin D memiliki efek yang sangat penting pada kekebalan dikarenakan penaruhnya pada protein antimikroba. Protein antimikroba merupakan protein yang bersifat membunuh mikroorganisme berbahaya. Protein ini memiliki sifat antimikroba terhadap berbagai macam bakteri, jamur, parasite, dan virus. Produksi protein antimikroba ini diinduksi oleh vitamin D. Oleh karena itu, pemberian vitamin dapat mempengaruhi kekebalan tubuh terhadap mikroba. Pemberian suplemen vitamin D dapat menurunkan infeksi risiko saluran pernapasan dan kulit. Rendahnya level vitamin D menyebabkan semakin beratnya penyakit infeksi, kanker, dan gangguan autoimun. Sehingga sangat penting bagi para jemaah haji dengan kanker, penderita TB, dan gangguan autoimun untuk mengkonsumsi vitamin D secara teratur. Suplementasi zink dapat menurunkan kejadian infeksi saluran pernafasan bagian bawah.

4. Probiotik
Probiotik merupakan suplemen makanan yang berupa mikroba hidup yang dapat membantu menyeimbangkan populasi mikroba usus. Dengan adanya probiotik akan terjadi kompetisi nutrisi dengan
mikroba jahat. Selain itu probiotik membantu mengubah provitamin menjadi vitamin.

Sumber: Freepik.com

Probiotik juga dapat meningkatkan sekresi antibody IgA mukosa saluran pernapasan dan saluran cerna. Antibodi jenis ini memberikan kekebalan terhadap beberapa patogen. Probiotik juga trebukti meningkatkan asam lemak rantai pendek yang memiliki efek anti-kanker, antioksidan, dan anti-inflamasi, dan anti stress Y7Liu., DQ, Tran., JM, Rhoads 2018) 8M, Hamer., M, Kivimaki et al (2019). Perlu diingat, penularan penyakit oleh bakteri dan virus selama ibadah haji dapat terjadi melalui berbagai cara seperti melalui bersin, batuk, dan kontak rutin. Oleh sebab itu, selain upaya diatas, upaya lain yang dapat dilakukan adalah dengan tetap menjaga kebersihan tangan, gaya hidup higienis, menjaga jarak dan penggunaan masker yang tepat.

Notes

  • 1
    Encyclopedia of biomedical engineerin
  • 2
    L, Pangrazzi & B, Weinberger (2020)
  • 3
    X,Li., M, Geng., Y, Peng et al (2020)
  • 4
    H, Lehman., M, Ballow (2014)
  • 5
    B, de Gier., M, Campos Ponce et al (2014)
  • 6
    H, Hemilä., E,Chalker (2013)
  • 7
    Liu., DQ, Tran., JM, Rhoads 2018)
  • 8
    M, Hamer., M, Kivimaki et al (2019)

Bibliographical Entries

  • Encyclopedia of biomedical engineering. Amsterdam. ISBN 9780128051443.
  • de Gier B, Campos Ponce M, van de Bor M, Doak CM, Polman K. (2014). Helminth infections and micronutrients in school-age children: a systematic review and metaanalysis. The American journal of clinical nutrition. 99(6):1499-509.
  • Lehman H, Ballow M. (2014). Immune Compromise Due to Metabolic Disorders: Malnutrition, Obesity, Stress, and Inborn Errors of Metabolism. Stiehm’sn Immune Deficiencies: Elsevier. p. 823-34  
  • Li X, Geng M, Peng Y, Meng L, Lu S. (2020). Molecular immune pathogenesis and diagnosis of COVID-19. Journal of Pharmaceutical Analysis.
  • Liu Y, Tran DQ, Rhoads JM. (2018). Probiotics in disease prevention and treatment. The Journal of Clinical Pharmacology. 58:S164-S79.
  • Hamer M, Kivimaki M, Stamatakis E, Batty GD. (2019). Psychological distress andninfectious disease mortality in the general population. Brain, behavior, and immunity. 76:280-3.
  • Pangrazzi L, Weinberger B (2020). "T cells, aging and senescence". Experimenta ln Gerontology. 134: 110887. doi:10.1016/j.exger.2020.110887. PMID 32092501. S2CID 211237913.
  • Hemilä H, Chalker E. (2013). Vitamin C for preventing and treating the common cold. Cochrane Database of Systematic Reviews. (1).

Citation

Lailia Nur Rachma: „Peningkatan Kekebalan di Tengah Pandemi“, Version 1.0. In: Maliki Encyclopedia. Published by Pusat Perpustakaan, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Malang, Wednesday, April 24, 2024.