Logo

Search the Maliki Encyclopedia

Article Masalah Kesehatan di Penerbangan : Penyakit Menular

Masalah Kesehatan di Penerbangan : Penyakit Menular

  • Version 1.0
  • Published Thursday, April 18, 2024

Ringkasan


Selama di pesawat Jemaah haji dapat tertular berbagai penyakit infeksi. Hal ini rentan terjadi pada orang – orang yang lanjut usia atau memiliki penyakit penyerta

Berbagai penyakit infeksi dapat menular selama di pesawat, kejadian ini rentan terjadi pada orang-orang yang usia lanjut, atau sudah memiliki penyakit penyerta. Penularan dapat melalui kontak langsung dengan cairan tubuh, misal saat bersin, dan batuk. Kontak dengan makanan yang terkontaminasi juga dapat menyebarkan penyakit menular 1A, Heydiana (2020).

Kualitas udara di dalam pesawat terbang dikontrol secara ketat sehingga risiko penularan penyakit infeksi di dalam sebuah penerbangan cukup rendah. Menurut “Guide to Air Travel Medicine” yang diterbitkan oleh American Aviation Medical Association, penyedia layanan kesehatan penumpang harus mempertimbangkan aspek kesehatan masyarakat dari kekebalan dan penyakit menular 2Aerosp Med Assoc (2003).

Berbagai ancaman global yaitu New Emerging Infectious Diseases yang berpotensi menular melalui perjalanan udara tetap menjadi fokus utama. Beberapa penyakit tersebut antara lain : Hanta Fever, Ebola, SARS, Avian Influenza, dan yang terbaru saat ini adalah SARS-CoV2 3Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2007),4 Y, Ramdhani (2020).

Pihak maskapai penerbangan dapat menolak penumpang yang terlihat tidak sehat, terutama jika mereka mencurigai penumpang tersebut mungkin menular. Jika ada penumpang yang baru saja sembuh dari penyakit menular, tetapi masih menunjukkan tanda-tanda fisik tidak sehat, misalnya bercak-bercak setelah cacar air, maka harus membawa surat dari dokter yang menyatakan bahwa penumpang tersebut tidak lagi menular 5Air Travel (2020).

Ilustrasi jemaah haji memasuki pesawat udara
Sumber :www.okezone.com

Untuk mengurangi potensi risiko menularkan infeksi kepada orang lain di dalam pesawat, penumpang yang sedang tidak fit atau sehat diharuskan untuk menunda perjalanan, sampai benarbenar pulih. Jika seseorang telah melakukan perjalanan dan kemudian diketahui mengidap penyakit menular yang serius (seperti campak atau COVID-19) yang dapat berpotensi menimbulkan risiko bagi penumpang lain, maka pelacakan kontak penumpang akan dilakukan oleh otoritas kesehatan masyarakat setempat 6Aerosp Med Assoc (2003) 7Air Travel (2020).

Penyakit yang rentan terjadi penularan selama di pesawat8A, Heydiana (2020) 9Info Penerbangan (2018):

  1. Influenza, adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus yang menyebabkan peradangan pada saluran pernapasan. Penyakit menular ini bisa menjangkiti siapa saja dari segala usia. Virus influenza dapat menyebar melalui tetesan kecil atau partikel air liur yang melayang di udara. Selain itu, benda yang tercemar juga bisa menjadi media penyebaran virus. Gejala yang disebabkan flu antara lain demam, batuk, pilek, bersin, sakit tenggorokan, sakit kepala, mata berair, dan lemas.
  2. Sindrom Pernafasan Akut Parah (juga dikenal sebagai SARS) adalah contoh penyakit infeksi saluran pernapasan, yang dapat ditularkan selama perjalanan dengan pesawat. diketahui terkait dengan kabin. Seperti halnya flu, penyakit ini ditularkan melalui tetesan air liur yang melayang di udara. Jika penumpang di kabin mengidap SARS dan secara tidak sengaja batuk atau bersin, virus dapat menyebar dan menginfeksi orang lain. Gejala yang disebabkan SARS antara lain demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot, lemas, batuk, dan sesak napas.
  3. Tuberculosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja dan bisa berakibat fatal jika tidak ditangani dengan baik. Mirip dengan penyakit infeksi lainnya, tuberkulosis juga dapat menyebar melalui udara, yang terkontaminasi oleh tetesan cairan penderita yang dikeluarkan saat batuk atau bersin. Gejala tuberkulosis mungkin termasuk demam, batuk lama, keringat malam, dan penurunan berat badan.
  4. Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). SARS-CoV-2 merupakan coronavirus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian 10Kementerian Kesehatan (2020)

Cara menghindari penyakit menular selama di pesawat :

  1. Membawa perlengkapan pribadi, misalnya tissue desinfektan, atau cairan pembersih tangan. Gunakan tissue disinfektan untuk membersihkan permukaan seperti meja atau sandaran kepala. Gunakan pembersih tangan yang mengandung minimal 70% etanol, dan biarkan di tangan selama 15 detik.
  2. Mengurangi kontak langsung dengan penumpang lain.
  3. Jangan memasukkan makanan apapun ke dalam saku kursi penumpang, kecuali jika makanan tersebut tertutup rapat.
  4. Pakai masker/penutup mulut dan hidung selama perjalanan.
  5. Sesaat setelah sampai di tujuan, langsung ganti pakaian. Sebab, pakaian bisa menjadi tempat persembunyian kuman. Selain itu, kuman-kuman tersebut juga bisa bertahan lama, di dalam pakaian. Maka dari itu, mengganti pakaian adalah ide yang baik, agar badan bisa bebas dari kuman sumber penyakit 11Wisnubrata (2019).

Notes

  • 1
    A, Heydiana (2020)
  • 2
    Aerosp Med Assoc (2003).
  • 3
    Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2007)
  • 4
    Y, Ramdhani (2020)
  • 5
    Air Travel (2020)
  • 6
    Aerosp Med Assoc (2003)
  • 7
    Air Travel (2020)
  • 8
    A, Heydiana (2020)
  • 9
    Info Penerbangan (2018)
  • 10
    Kementerian Kesehatan (2020)
  • 11
    Wisnubrata (2019)

Bibliographical Entries

  • Wisnubrata. (2019). Agar tidak tertular penyakit saat naik pesawat [Internet]. Kompas.com.  [cited 2020 Nov 20]. Available  from:  https://lifestyle.kompas.com/read/2019/12/13/134025020/agar-tidaktertular-penyakit-saat-naik-pesawat?page=all  
  • Heydiana A. (2020). Daftar penyakit yang rentan menular di kabin pesawat [Internet]. Info sehat. [cited 2020 Nov 20]. Available from: https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3562004/daftar-penyakityang-rentan-menular-di-kabin-pesawat
  • Fit for travel. (2020). Air Travel [Internet]. Available from: https://www.fitfortravel.nhs.uk/advice/general-travel-health-advice/airtravel. [cited 2020 Nov 20].
  • Aerosp Med Assoc. (2003).  Medical Guideline for Air Travel, 2 nd Edition.  Aerosp Med Assoc. 74(5).
  • Ramadhani Y. (2020). Panduan perjalanan dengan pesawat untuk cegah penyebaran Covid-19 [Internet]. Tirto.id. [cited 2020 Nov 20]. Available from: https://tirto.id/panduan-perjalanan-dengan-pesawat-untuk-cegahpenyebaran-covid-19-f6kD
  • Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2007). Pedoman Upaya Kesehatan Pelabuhan dalam Rangka Karantina Kesehatan.
  • Kementerian Kesehatan. (2020). Pedoman pencegahan dan pengendalian Corona Virus Deases (COVID-19). Kementrian Kesehat [Internet]. 5:178. Available  from: https://covid19.go.id/storage/app/media/Protokol/REV05_Pedoman_P2_COVID-19_13_Juli_2020.pdf  
  • Info Penerbangan. (2018). Penyebaran penyakit menular di dalam penerbangan [Internet]. Info Penerbangan. Available from: https://www.infopenerbangan.com/penyebaran-penyakit-menular-di-dalam-penerbangan/. [cited 2020 Nov 20].

Citation

Avin Ainur Fitrianingsih: „Masalah Kesehatan di Penerbangan : Penyakit Menular“, Version 1.0. In: Maliki Encyclopedia. Published by Pusat Perpustakaan, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Malang, Thursday, April 18, 2024.