Logo

Search the Maliki Encyclopedia

Article Masalah Kesehatan di Penerbangan : Motion Sickness

Masalah Kesehatan di Penerbangan : Motion Sickness

  • Version 1.0
  • Published Thursday, April 18, 2024

Ringkasan


Jemaah haji yang tidak terbiasa melakukan perjalanan jauh rentan mengalami motion sickness atau yang biasa dikenal dengan sebutan mabuk perjalanan. Hindari konsumi makanan sampai terlalu kenyang saat akan melakukan perjalan adalah satu satu usaha agar tidak mengalami mabuk perjalanan.

Motion Sickness


Motion sickness dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah mabuk perjalanan. Motion Sickness sebenarnya adalahperasaan yang tidak enak pada tubuh karena gerakan yang berulang, bisa saat berada di kendaraan, maupun elevator, dan wahana permainan yang berputar. Masalah kesehatan ini banyak terjadi pada jemaah haji, terutama yang belum terbiasa melakukan perjalanan panjang dengan pesawat. 1T, Ocktaviany (2019)

Mekanisme terjadinya motion sickness/mabuk perjalanan masih belum pasti. Namun terdapat beberapa teori yang berkaitan dengan patofisiologi mabuk perjalanan yaitu teori konflik sensorik, ketidaksesuaian neurologis dan mekanisme neurotoxin. Otak memperkirakan gerakan berdasarkan masukan gabungan dari reseptor vestibular, visual dan proprioseptor. Mabuk perjalanan biasanya terjadi ketika rangsangan yang diterima oleh reseptor ini berlawanan. Hal ini menyebabkan gejala yang lebih parah ketika pasien secara pasif dipindahkan pada frekuensi gerakan tertentu. Kondisi seperti ini jauh lebih jarang terjadi selama gerakan aktif seperti berjalan atau berenang2. 2B, Cohen., M, Dai., SB, Yakushin., C, Cho (2019)


Ketika berada di atas benda yang bergerak, tubuhmengirimkan reaksi yang berlainan melalui sistem saraf. Telingabagian dalam dan mata merasa bahwa kita sedang bergerak,namun tubuh kita berada dalam keadaan diam atau duduk sehingga otak menerima reaksi yang berlainan sehingga menimbulkan kebingungan dan menyebabkan motion sickness. 3E, Hwang., SM, Kuhn., B, Lange (2018)

Ada variabilitas individu dalam kerentanan terjadinya motion sickness, karena beberapa individu mungkin mengalami gejala dengan provokasi minimal dan pada orang lain mungkin sangat sulit untuk menyebabkan gejala. Motion sickness adalah diagnosis klinis yang dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang hanya dilakukan untuk menyingkirkan diagnosis lain. 4JF, Golding., MA, Gresty (2015)

Jemaah haji di pesawat terbang
Sumber: bssnews.ne

Hampir semua orang bisa mengalami motion sickness atau mabuk perjalanan jika diberikan rangsangan gerak yang cukup kuat. Kejadian motion sickness ini terjadi sekitar 3-60% tergantung dari lama dan kekuatan perubahan gerak. Karakteristik individu dapat mempengaruhi keadaan ini, diantaranya :

  1. Jenis kelamin: wanita lebih sering mengalami motion sickness dibanding pria dengan rasio 5:3.
  2. Usia: motion sickness dapat terjadi pada usia 6 tahun dan puncaknya pada usia 9 tahun. Orang lanjut usia juga rentan mengalami motion sickness.
  3. Terdapat hasil penelitian bahwa terdapat peningkatan kerentanan pada orang dengan tingkat kebugaran aerobik yang tinggi, hal ini mungkin disebabkan oleh sistem otonom yang lebih reaktif.
  4. Kondisi medis: pasien dengan vertigo, patologi vestibular, penyakit Meniere, dan migraine berisiko lebih tinggi mengalami motion sickness ini. 5L, Murdin., J. Golding., A, Bronstein (2011)
  5. Hindari membaca buku selama perjalanan, karena mata akan memberikan sensasi tidak bergerak dan akan terjadi miskoordinasi di otak.
  6. Kurangi mengobrol terlalu banyak selama perjalanan, karena akan membuat konsentrasi koordinasi otak terganggu.
  7. Hindari bau-bauan yang tidak disenangi dalam perjalanan, karena dapat mencetus mual.
  8. Alihkan perhatian dari orang yang sudah terlebih dahulu muntah, agar tidak memancing untuk muntah.
  9. Bawa makanan, minuman, atau permen yang berasa jahe untuk mengurangi rasa mual.
  10. Bawa persiapan obat penghilang rasa mabuk dalam perjalanan yang banyak dijual bebas, misalnya dimenhidrinat (antimo)6ibid 7A, Brainard., C, Gresham (2014)

Gejala dan tanda motion sickness, antara lain : pusing berputar, kelelahan, dan mual adalah gejala yang paling umum dari motion sickness. Jika gerak penyebab rasa mual tidak diselesaikan, penderita biasanya akan muntah. Muntah sering tidak akan meringankan perasaan kelemahan dan mual, yang artinya orang tersebut mungkin terus muntah sampai penyebab mual dihilangkan. 8ibid

Notes

  • 1
    T, Ocktaviany (2019)
  • 2
    B, Cohen., M, Dai., SB, Yakushin., C, Cho (2019)
  • 3
    E, Hwang., SM, Kuhn., B, Lange (2018)
  • 4
    JF, Golding., MA, Gresty (2015)
  • 5
    L, Murdin., J. Golding., A, Bronstein (2011)
  • 6
    ibid
  • 7
    A, Brainard., C, Gresham (2014)
  • 8
    ibid

Bibliographical Entries

  • Ocktaviany T. (2019). Jemaah haji Indonesia banyak alami mabuk perjalanan, ini solusi dari Kemenkes [Internet]. [cited 2020 Nov 19]. Available from: https://www.inews.id/lifestyle/health/jemaah-haji-indonesia-banyakalami-mabuk-perjalanan-ini-solusi-dari-kemenkes
  • Murdin L, Golding J, Bronstein A. (2011). Managing motion sickness. BMJ (Online).
  • Hwang E, Kuhn SM, Lange B. (2018). Motion sickness. In: Travel Medicine.
  • Golding JF, Gresty MA. (2015). Pathophysiology and treatment of motion sickness. Current Opinion in Neurology.
  • Brainard A, Gresham C. (2014). Prevention and treatment of motion sickness. Am Fam Physician. 90(1):41–6.
  • Cohen B, Dai M, Yakushin SB, Cho C. (2019). The neural basis of motion sickness. J Neurophysiol. 121(3):973–82.

Citation

Avin Ainur Fitrianingsih: „Masalah Kesehatan di Penerbangan : Motion Sickness“, Version 1.0. In: Maliki Encyclopedia. Published by Pusat Perpustakaan, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Malang, Thursday, April 18, 2024.