Logo

Search the Maliki Encyclopedia

Article Absorpsi

Absorpsi

Dalam farmakokinetika, absorpsi obat diartikan sebagai pengangkutan obat yang tidak termetabolisme dari tempat pemberian ke sistem sirkulasi tubuh. Absorpsi ini dapat terjadi dengan beberapa mekanisme, yaitu melalui transpor membran yang dimediasi oleh pembawa (difusi aktif dan terfasilitasi), difusi pasif dan melalui transporter obat nonspesifik lainnya seperti P-glikoprotein.

Pemberian obat dengan rute yang berbeda akan menghasilkan presentase absorpsi yang berbeda pula sehingga mempengaruhi ketersediaa hayati suatu produk obat dalam tubuh. Hal ini dipengaruhi oleh faktor khusus obat dan faktor khusus pasien.

Faktor dari sisi obat yang mempengaruhi  absorpsi meliputi formulasi dan sifat fisikokimia obat. Dalam hal formulasi, adanya bahan tidak aktif (eksipien) yang berbeda dapat meningkatkan atau menurunkan tingkat absorpsi obat. Hal ini tergantung bahan eksipien yang digunakan dan pengaruhnya pada sifat fisikokimia obat.

Kelarutan, nilai pH dan pKa obat merupakan contoh sifat fisikokimia obat. Dalam larutan, sebagian besar obat memiliki sifat sebagai asam atau basa lemah baik dalam bentuk terionisasi maupun tak terionisasi. Obat asam lemah mudah diserap dalam medium pH yang rendah seperti lambung. Sedangkan obat basa lemah tidak diserap sampai mencapai  medium dengan  pH yang tinggi seperti di usus halus.

Obat terionisasi bersifat hidrofilik (larut air) dan tidak dapat melewati membran sel. Sedangkan obat yang tidak terionisasi bersifat lipofilik (larut lemak) dan dapat menembus membran sel dengan mudah melalui difusi sederhana. Variabel fisikokimia lainnya adalah ukuran partikel dan luas permukaan, laju pelarutan, sifat amorfisme dan polimorfisme.

Faktor dari sisi pasien yang dapat mempengaruhi absorpsi obat disebut juga variabel fisiologis. Hal ini meliputi status penyakit, usia, aliran darah di tempat absorpsi, waktu pengosongan lambung, kondisi saluran pencernaan, waktu transit usus dan metabolisme pra-sistemik.

Perubahan fisiologis terjadi seiring dengan pertambahan usia pasien sehingga menurunkan penyerapan obat. Pasien dengan sakit yang kritis mungkin mengalami penurunan aliran darah ke saluran pencernaan. Hal ini menyebabkan berkurangnya penyerapan obat. Karena permukaan mukosa usus yang luas, absorpsi diusus memegang peranan penting dalam penyerapan obat di saluran pencernaan.

Pada  obat  yang  diberikan secara oral, akan mengalami metabolisme lintasan pertama (first   past   metabolism) sebelum obat tersebut mencapai sirkulasi. Metabolisme dalam dinding usus atau    hati ini akan mengakibatkan penurunan jumlah obat aktif yang diserap.

Bibliographical Entries

  • Alagga AA, Gupta V.  Drug Absorption. [Updated 2020 Oct 13].  In:  StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557405/  

Citation

Tim Prodi Sarjana Farmasi FKIK UIN Malang: Version 1.0. In: Maliki Encyclopedia. Published by Pusat Perpustakaan, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang,