Logo

Search the Maliki Encyclopedia

Article Infeksi Parasit Pada Kulit

Infeksi Parasit Pada Kulit

  • Version 1.0

Ringkasan


Infeksi parasit pada kulit sangat erat kaitannya dengan kepadatan orang, kelembapan, cuaca panas dan kondisi imunitas dari penderita. Selain itu pengaruh dari higiene yang buruk, oklusi (tertutup pakaian yang rapat), faktor gesekan dan adanya penyakit kronis sebelumnya merupakan faktor yang dapat memperparah timbulnya infestasi parasit. Penularan melalui kontak langsung dari orang ke orang, atau dapat pula melalui kontak tidak langsung melalui peralatan yang digunakan bersama. Pengobatan untuk kasus infestasi parasit memerlukan waktu yang cukup lama. Selain itu pengobatan terhadap orang-orang yang kontak erat dengan penderita juga harus dilakukan, untuk menghidari infeksi pingpong. 1Setyowatie L, Hidayat T. (2018).

Infeksi Parasit


Infestasi parasit merupakan kondisi masuknya parasit/kutu ke dalam kulit yang menyebabkan gangguan kulit akibat proses infestasi dan sensitisasi. Parasit/kutu ini ada beberapa jenis yang dapat menimbulkan keluhan di kulit dan rambut, antara lain adalah Sarcoptes scabiei, Pediculus humanus dan Phtirus pubis. Penyakit infeksi parasit ini biasanya dihubungkan dengan kondisi sosioekonomi ke bawah, kepadatan penduduk yang tinggi, higiene dan sanitasi yang buruk, serta faktor kelembapan. Edukasi tentang pentingnya menjaga kebersihan (misalnya kebiasaan mencuci tangan, menjaga kebersihan pakaian dan alat sholat), tidak saling meminjam peralatan pribadi serta pengobatan yang sesuai baik bagi pasien maupun orang-orang di lingkungannya akan memberikan kesembuhan yang tinggi. 2ibid, 3Boediarja SA, Handoko RP (2017).

Skabies


Penyakit skabies atau yang lebih dikenal dengan gudikan atau penyakit yang sering timbul pada anak pesantren, merupakan suatu penyakit infeksi pada kulit akibat infestasi parasit yakni Sarcoptes scabiei. Sarcoptes scabiei ini memiliki kemampuan untuk menggali terowongan di kulit manusia. Skabies ditularkan secara langsung dari orang ke orang atau dapat pula secara tidak langsung dari peralatan pribadi (misalnya sarung, mukena, handuk, sprei dsb). Faktor yang mendukung timbulnya infeksi ini adalah higiene dan sanitasi yang buruk, kondisi padat penduduk, kelembapan, dan biasanya pada orang-orang dengan kondisi imunitas yang menurun. Gejala yang dapat timbul adalah timbulnya lenting atau beruntusan yang awalnya muncul di sela jari tangan atau kaki kemudian menyebar ke area lain di tubuh terutama yang memiliki ketebalan kulit yang tipis (misalnya area pusar, ketiak dan area genital laki-laki). Keluhan gatal dapat bervariasi dari ringan hingga berat, dan biasanya rasa gatal dominan muncul pada malam hari sehingga menyebabkan pasien susah tidur. Akibat rasa gatal dan garukan terus menerus tersebut, menyebabkan risiko untuk terjadi infeksi bakteri menjadi meningkat. Biasanya orang yang kontak erat dengan pasien skabies akan cepat sekali untuk tertular. Pengobatan untuk skabies ini memerlukan waktu yang lama, mengingat parasit ini dapat menggali terowongan di bawah kulit dan meninggalkan telurnya yang lama kelamaan akan menetas. Pengobatan skabies ini terutama ditujukan untuk membunuh parasit dewasa dan telurnya, dan proses ini membutuhkan waktu yang lama. Pengobatan juga harus dilakukan pada semua orang dalam komunitas tersebut, supaya nantinya tidak saling menularkan 4ibid.

Pada jemaah haji yang sedang melakukan ibadah, penyakit ini banyak ditemukan. Apalagi pada jemaah yang tinggal dalam satu ruangan dalam jumlah banyak, tidur berdesak-desakan, dan juga akibat dari kebiasaan saling pinjam meminjam peralatan pribadi. Jika tidak diobati dengan baik, maka akan menjadi
sumber penularan bagi orang-orang di sekitarnya, dan juga akan sangat mengganggu kualitas dari ibadahnya. Terkadang juga dapat mempengaruhi kepercayaan diri, terutama jika disertai dengan infeksi bakteri dimana muncul banyak lesi yang bernanah 5ibid.

Pedikulosis kapitis


Pedikulosis kapitis atau yang lebih dikenal dengan kutu rambut, merupakan suatu bentuk infestasi parasit yakni Pediculosis humanus varian capitis. Kutu jenis ini menyerang kepala dan menggunakan inangnya (manusia) sebagai tempat seluruh siklus hidupnya. Biasanya penyakit ini banyak pada anak-anak, namun tidak menutup kemungkinan orang dewasa juga dapat tertular. Biasanya cepat meluas dalam lingkungan yang padat misalnya pada asrama.

Cara penularan biasanya melalui perantara benda yakni sisir, handuk, bantal, topi dsb. Selain itu faktor higiene dan sanitasi juga merupakan faktor pemicu terjadinya infeksi ini. Gejala awal biasanya rasa gatal yang timbul di area belakang telinga dan meluas ke kepala. Biasanya mudah terjadi infeksi bakteri akibat garukan pada kulit kepala, sehingga menyebabkan rambut menjadi bergumpal-gumpal. Tampak secara kasat mata telur-telur dari Pediculosis humanus varian capitis yang menempel di sepanjang batang rambut. Dengan sisir khusus biasanya dapat ditemukan kutu dewasa. Pengobatan untuk kondisi ini memerlukan waktu yang lama, dan bertujuan untuk mematikan bentuk telur serta bentuk dewasanya.

Pengobatan untuk orang-orang di sekitarnya juga sangat penting, supaya tidak terjadi infeksi silang. 6Setyowatie L, Hidayat T (2018), 7Handoko RP (2017). Pada jemaah haji yang sedang melakukan ibadah, penyakit kutu rambut ini sangat dimungkinkan terjadi. Mengingat jemaah biasanya tinggal dalam satu ruangan atau asrama yang diisi banyak orang, kemudian tidur dalam kondisi berhimpitan dan tidak jarang saling berbagi bantal, serta kebiasaan saling pinjam meminjam peralatan pribadi seperti sisir, mukena dan peci. Jika tidak diobati dengan baik, maka akan menjadi sumber penularan bagi orang-orang di sekitarnya, dan juga akan sangat mengganggu kualitas dari ibadahnya. Terkadang juga dapat mempengaruhi kepercayaan diri, terutama jika disertai dengan infeksi bakteri dimana muncul banyak lesi yang bernanah dan dapat menimbulkan bau yang tidak sedap. 8ibid

Notes

  • 1
    Setyowatie L, Hidayat T. (2018)
  • 2
    ibid
  • 3
    Boediarja SA, Handoko RP (2017).
  • 4
    ibid
  • 5
    ibid
  • 6
    Setyowatie L, Hidayat T (2018),
  • 7
    Handoko RP (2017).
  • 8
    ibid

Bibliographical Entries

  • Handoko RP. (2017). Pedikulosis : Pedikulosis Kapitis. Ilmu kesehatan kulit dan kelamin. Edisi ke 7. Jakarta : Badan Penerbit FKUI. Hal 134-135.
  • Setyowatie L, Hidayat T. (2018). Pedikulosis Kapitis. Intisari ilmu kesehatan kulit dan kelamin. Edisi ke 1. Malang : UB Press. Hal. 205-209.
  • Boediarja SA, Handoko RP (2017).  Skabies. Ilmu kesehatan kulit dan kelamin. Edisi ke 7. Jakarta : Badan Penerbit FKUI. Hal 137-140.
  • Setyowatie L, Hidayat T. (2018). Skabies. Intisari ilmu kesehatan kulit dan kelamin. Edisi ke 1. Malang : UB Press. Hal. 217-222.

Citation

Prida Ayudianti: Version 1.0. In: Maliki Encyclopedia. Published by Pusat Perpustakaan, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang,