Logo

Search the Maliki Encyclopedia

Article Infeksi Jamur Pada Kulit

Infeksi Jamur Pada Kulit

  • Version 1.0

Ringkasan


Infeksi jamur pada kulit sangat erat kaitannya dengan kelembapan, cuaca panas dan kondisi imunitas dari penderita. Selain itu pengaruh dari higiene yang buruk, oklusi (tertutup pakaian yang rapat), faktor gesekan dan adanya penyakit kronis yang dapat memperparah timbulnya infeksi jamur 1Widaty S (2017). Infeksi jamur pada manusia memiliki berbagai macam gejala klinis tergantung dari penyebabnya. Infeksi jamur bisa menyerang kulit, kuku, rambut, mulut dan juga pada daerah kelamin 2PERDOSKI (2017). Pengobatan untuk kasus infeksi jamur memerlukan waktu yang cukup lama, tergantung dari lokasi infeksi terjadi. Misalnya pengobatan pada infeksi jamur yang terjadi pada kuku dan rambut akan membutuhkan waktu yang lebih lama jika dibandingkan dengan pengobatan pada infeksi jamur yang timbul di area kulit 3ibid.

Infeksi jamur pada kulit


Infeksi jamur pada kulit adalah keluhan kulit yang timbul akibat masuknya jamur dan komponennya ke dalam tubuh manusia. Spesies jamur yang dapat menimbulkan penyakit pada kulit dan rambut beragam dan biasanya memiliki gejala klinis yang berbeda-beda. Keluhan kulit akibat infeksi jamur dapat bervariasi, mulai dari timbulnya perubahan warna pada kulit hingga timbulnya sisik pada kulit atau timbulnya beruntusan. Gejala khas lainnya adalah rasa gatal yang dapat bervariasi dari ringan hingga berat, dan biasanya diperberat dengan kondisi berkeringat 4Widaty S (2017), 5PERDOSKI (2017).

Pada jemaah haji yang sedang melakukan ibadah risiko untuk menderita infeksi jamur pada kulit tinggi karena udara yang panas, keringat berlebih, tertutup pakaian dengan rapat dan juga akibat gesekan pada area lipatan. Selain itu faktor imunitas, faktor genetik, faktor nutrisi, perubahan fisiologis dan adanya
penyakit penyerta dapat menyebabkan risiko infeksi jamur dan derajat keparahan penyakit meningkat. Edukasi tentang pentingnya menjaga kebersihan (misalnya kebiasaan mencuci tangan, menjaga kebersihan pakaian dan alat sholat) serta pengobatan yang sesuai akan memberikan kesembuhan yang
tinggi 6ibid.

Kandidiasis


Kandidiasis merupakan infeksi kulit akibat jamur terutama dari spesies Candida. Jamur jenis ini pada kondisi normal banyak dijumpai pada beberapa area tubuh manusia, namun dapat berubah sifat menjadi infeksius pada kondisi daya tahan tubuh menurun. Keluhan ini dapat mengenai mulut, daerah kelamin, kulit, kuku. Beberapa faktor yang dapat memicu adalah faktor usia (terlalu muda atau terlalu tua), faktor mekanik (gesekan, tertutup pakaian yang ketat), kegemukan, faktor nutrisi (kekurangan vitamin, malnutrisi), adanya penyakit sistemik (diabetes melitus, keganasan, gangguan sistem imun), dan juga adanya riwayat penggunaan alat bantu (misalnya penggunaan kateter, gigi palsu). Keluhan pada kulit biasanya ditandai dengan timbulnya bercak kemerahan terutama pada area lipatan, disertai dengan beruntusan atau lenting berisi cairan yang dapat disertai dengan rasa gatal. Tidak jarang didapatkan produksi cairan berlebih pada area tersebut akibat proses infeksi jamur spesies Candida ini 7Widaty S (2017), 8Suyoso S, Ervianti E, Barakbah J (2005), 9Widasmara D (2018).

Pada jemaah haji yang sedang melakukan ibadah, kandidiasis sering menyerang pada area lipatan. Terutama dipicu oleh faktor udara yang panas, keringat berlebih, tertutup pakaian dengan rapat dan juga akibat gesekan pada area lipatan. Rasa gatal dapat timbul setiap saat, mengingat suhu udara di Mekah bisa sangat tinggi dan tentunya akan memberikan rasa tidak nyaman yang nantinya akan berdampak pada kualitas ibadah para jemaah. Pengobatan dengan anti jamur dan disertai dengan menghindari faktor pemicu dapat memberikan hasil yang optimal 10Suyoso S, Ervianti E, Barakbah J (2005), 11Widasmara D (2018).

Pitiriasis versikolor


Pitiriasis versikolor atau yang biasa dikenal dengan panu, merupakan salah satu jenis infeksi jamur yang disebabkan oleh golongan jamur Malassezia. Kebanyakan infeksi ini ditemukan di negara sub tropis dengan kelembapan dan temperatur tinggi 12Yuniaswan AP (2018). Perubahan suhu, tingginya kelembapan lingkungan, tertutup pakaian dalam waktu yang lama, faktor keturunan, produksi kelenjar minyak berlebih, malnutrisi dan kondisi imun yang menurun merupakan faktor-faktor yang dapat memicu timbul penyakit ini. Gejala yang timbul biasanya didapatkan bercak putih atau coklat yang tidak terlalu gatal, tertutup sisik halus, dan

kebanyakan muncul di area badan. Pengobatan dengan anti jamur yang disertai dengan
menghindari faktor-faktor pemicu dapat
memberikan hasil yang optimal 13Brahmono K, Budimulja U (2017).
Pitiriasis versikolor
Sumber : Fitzpatricks

Tinea


Tinea merupakan infeksi jamur pada kulit, rambut dan kukuyang diakibatkan oleh jamur spesies Microsporum, Trichophytondan Epidermophyton. Infeksi ini dapat terjadi akibat prosesinfeksi dari manusia ke manusia, dari binatang ke manusia ataudari tanah ke manusia 14Yuniaswan AP (2018). Daerah yang sering terinfeksi adalah daerah selangkangan, pantat, perut dan wajah. Selain itu dapatjuga menyerang daerah kulit kepala hingga menyebabkankebotakan, dan juga menyerang kuku hingga timbul kerusakankuku. Biasanya gejala yang timbul pada kulit adalah timbul bercakmerah hingga kehitaman disertai dengan timbulnya sisik di tepibercak tersebut. Bercak kehitaman tersebut biasanya dikelilingioleh bercak kemerahan di bagian tepi dari lesi kulit ini, sehingga area tepi lesi nampak lebih aktif. Keluhan dapat disertai dengan rasa gatal yang dimulai dari skala ringan hingga berat, dan biasanya keluhan terasa makin parah dalam kondisi berkeringat. Pengobatan untuk tinea bervariasi tergantung lokasi dan luas penyakitnya. Infeksi pada kuku dan rambut membutuhkan durasi pengobatan yang lebih lama jika dibandingkan dengan infeksi pada kulit. 15ibid,16Widaty S, Budimulja U (2017).

Pada jemaah haji keluhan dapat muncul akibat tertular dari jemaah lainnya, atau terpapar dari debu atau tanah yang mengandung komponen yang infeksius dari jamur. Kebersihan diri dari jemaah yang kurang, kebersihan alat solat yang tidak dijaga dengan baik, berjalan dengan jarak yang jauh dibawah terik matahari serta kepadatan jemaah juga sangat mempengaruhi derajat keparahan penyakit ini. Pengobatan dengan anti jamur yang disertai dengan menghindari faktorfaktor pemicu dapat memberikan hasil yang optimal. 17ibid

Notes

  • 1
    Widaty S (2017)
  • 2
    PERDOSKI (2017)
  • 3
    ibid.
  • 4
    Widaty S (2017)
  • 5
    PERDOSKI (2017)
  • 6
    ibid.
  • 7
    Widaty S (2017)
  • 8
    Suyoso S, Ervianti E, Barakbah J (2005)
  • 9
    Widasmara D (2018)
  • 10
    Suyoso S, Ervianti E, Barakbah J (2005)
  • 11
    Widasmara D (2018)
  • 12
    Yuniaswan AP (2018)
  • 13
    Brahmono K, Budimulja U (2017)
  • 14
    Yuniaswan AP (2018)
  • 15
    ibid
  • 16
    Widaty S, Budimulja U (2017).
  • 17
    ibid

Bibliographical Entries

  • Widaty S, Budimulja U. (2017). Dermatofitosis. Ilmu kesehatan kulit dan kelamin, Edisi ke 7. Jakarta : Badan Penerbit FKUI. Hal 109-116.
  • Pehimpunan Dokter Spesialis Kulit Indonesia (PERDOSKI). (2017). Dermatofitosis. Panduan praktik klinis. Jakarta. Hal 50-55.
  • Yuniaswan AP. (2018). Dermatomikosis. Intisari ilmu kesehatan kulit dan kelamin. Edisi ke 1. Malang : UB Press. Hal. 169-180.  
  • Widasmara D. Kandidiasis Mukokutan. (2018). Intisari ilmu kesehatan kulit dan kelamin. Edisi ke 1. Malang : UB Press. Hal. 185-192.
  • Suyoso S, Ervianti E, Barakbah J. (2005). Kandidiasis Superfisialis. Pedoman diagnosis dan terapi Bag/SMF ilmu kesehatan kulit dan kelamin Rumah Sakit Umum Dokter Soetomo. Surabaya. Hal. 72-78.
  • Widaty S. (2017). Kandidosis. Ilmu kesehatan kulit dan kelamin, Edisi ke 7. Jakarta : Badan Penerbit FKUI. Hal 117-120.
  • Brahmono K, Budimulja U. (2017). Nondermatofitosis : Pitiriasis versikolor. Ilmu kesehatan kulit dan kelamin, Edisi ke 7. Jakarta : Badan Penerbit FKUI. 2017. Hal 103-105.
  • Yuniaswan AP. (2018). Pitiriasis Versicolor. Intisari ilmu kesehatan kulit dan kelamin. Edisi ke 1. Malang : UB Press. Hal. 181-183.

Citation

Prida Ayudianti: Version 1.0. In: Maliki Encyclopedia. Published by Pusat Perpustakaan, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang,