Logo

Search the Maliki Encyclopedia

Article Glaukoma Akut

Glaukoma Akut

  • Version 1.0
  • Published Saturday, April 20, 2024

Ringkasan

Glaukoma akut merupakan suatu kedaruratan yang mengancam kehilangan penglihatan menetap. Tanda awal glaukoma akut adalah mata merah, pandangan suram, nyeri hebat, mual dan muntah serta melihat bayangan seperti pelangi. Keluhan tersebut sering di sangka seperti darah tinggi, gangguan lambung atau keracunan makanan sehingga sering diremehkan. Penanganan galukoma akut harus segera dibawa ke rumah sakit karena jika lebih dari 3 hari tidak tertangani akan menyebabkan kebutaan menetap. Pada jemaah haji yang sudah terdiagnosa glaukoma sebaiknya membawa obat – obatan glaukoma dan diberikan secara rutin selama pelaksanaan ibadah haji.

Glaukoma akut

Bola mata manusia berbentuk bulat karena berisi cairan yang mengisi rongga bola mata. Cairan dalam keadaan normal dalam kondisi seimbang antar yang diproduksi dan dikeluarkan. Pada keadaan tertentu terjadi ketidakseimbangan sehingga cairan dalam bolat tertimbun. Cairan dalam bola mata yang tertimbun dapat menyebabkan peningkatan tekanan dalam bola mata (tekanan intra okuler atau TIO) meningkat yang akan mengakibatkan kerusakan saraf dan berakhir dengan kebutaan menetap yang disebut glaukoma meskipun kadang dalam beberapa kasus saraf mata dapat rusak meskipun TIO normal 1Al malki, M. S. (2016) 2Karpecki, P. M.

Glaukoma akut atau glaukoma primer sudut tertutup merupakan kasus kedaruratan medis yang terjadi akibat tertutupnya sudut bilik depan mata secara tiba-tiba oleh jaringan iris sehingga tekanan intraokular (TIO) meningkat tajam secara mendadak 3Al malki, M. S. (2016) 4Ilyas HS, Yulianti SR. (2014) Karpecki, P. M.

Insiden glaukoma akut meningkat seiring bertambahnya usia dan mencapai puncaknya pada usia enam puluhan dan tujuh puluhan. Faktor risiko lain termasuk etnis Asia, 2-4 kali populasi wanita, dan riwayat keluarga glaucoma dan hipermetropia (rabun dekat dan jauh. Prevalensi kasus glaucoma pada saat ibadah haji sebesar 3,8 % 5Al malki, M. S. (2016) 6Ehlers, J.P (2011).

Gejala khas pada penyakit ini adalah sakit mata, sakit kepala hebat, penglihatan kabur, lingkaran cahaya pelangi, mual danmuntah, silau dan berair. Pasien dengan glaukoma akut seringsalah didiagnosis dengan penyakit lain seperti hipertensimigraine, meningitis 7Al malki, M. S. (2016) 8Ilyas HS, Yulianti SR. (2014) Karpecki, P. M.

Glaukoma akut adalah kedaruratan dibidang mata sehingga deteksi dini dan penanganan yang cepat dan tepat dapat menghindari komplikasi kehilangan penglihatan permanen. Peningkatan tekanan bola mata yang tinggi mengakibatkan kerusakan saraf mata yang menetap serta kerusakan segmen depan bola mata mata seperti edema (bengkak) kornea dan katarak. Penanganan yang terlambat dapat mengakibatkan kebutaan permanen dalam 2- 3 hari 9Al malki, M. S. (2016) 10Karpecki, P. M.

Prinsip tujuan terapi pasien dengan glaukoma akut adakah menurunkan tekanan bola mata secepatnya dan mencegah komplikasi. Terapi yang segarusnya dilakukan bagi pasien dengan glaukoma akut adalah pembedahan. Sebelum dilakukan pembedahan, TIO harus diturunkan semaksimal mungkin.Sebelum melakukan perujukan sebaiknya pasien diberikan obat– obatan anti glaukoma seperti dibawah ini :

  1. Penghambat karbonat anhidrase (acetazolamide) adalah pilihan utama untuk pengobatan darurat
    glaukoma akut. Efek ini dapat mengurangi TIO dengan cara menekan produksi aqueous humor, sehingga dengan cepat menurunkan tekanan intraokuler. Pasien dengan fungsi ginjal normal dan tidak ada kelainan lambung dapat mengonsumsi acetazolamide secara oral, mulai dari 2×250 mg. Setelah 4-6 jam, dosis maksimum acetazolamide dapat diberikan untuk menurunkan tekanan intraokular. Penghambat anhidrase karbonat tetes mata dapat digunakan sebagai pengobatan awal untuk pasien dengan glaukoma akut dan muntah.
  2. Beta bloker adalah terapi yang efektif untuk pengobatan serangan sudut tertutup. Beta blocker dapat mengurangi tekanan intraokular dengan mengurangi produksi aqueous humor. Timol adalah penghambat beta non-selektif, yang dapat mencapai aktivitas dan konsentrasi tertinggi di ruang belakang dalam waktu 30 hingga 60 menit setelah aplikasi topikal. Sebagai pengobatan awal tetes mata beta-blocker non selektif, setiap 20 menit selang 2 kali, dan dapat diulangi setelah 4, 8 dan 12 jam.
  3. Miotik kuat Pilokarpin 2% atau 4% 4 x 1 tetes pemberian sebagai inisial terapi. Penggunaannya tidak
    efektif pada serangan yang sudah lebih dari 1-2 jam karena otot sfingter pupil sudah terjadi iskemik sehingga tidak dapat berespon terhadap pilokarpin.
  4. Agen osmotik sangat efektif untuk menurunkan tekanan intra okular dengan cepat, pemberiannya dianjurkan kepada pasien yang tidak mengalami muntah. Cairan hiperosmotik yang digunakan adalah sebagai berikut
  • Gliserin, dosis efektif 1 -1,5 gr/kg BB dalam 50% cairan. Dapat menurunkan tekanan intraokulardalam waktu 30-90 menit setelah pemberian, dan durasi efek selama 5 -6 jam. Selama
    penggunaannya, gliserin dapat menyebabkan hiperglikemia dan dehidrasi sehingga dikontaindikasikan pada pasien diabetes melitus dan gagal ginjal.
  • Mannitol, pemberian intravena dalam 20% cairan dengan dosis 2 gr/kgBB selama 30 menit. Mannitol dengan berat molekul yang tinggi, akan lebih lambat berpenetrasi pada mata sehingga lebih efektif menurunkan tekanan intraokular. Efek penurunan tekanan dijumpai dalam 1 jam setelah pemberian manitol intravena.

5. Tetes mata kortikosteroid 11Al malki, M. S. (2016) 12Ilyas HS, Yulianti SR. (2014) Karpecki, P. M.

Notes

  • 1
    Al malki, M. S. (2016)
  • 2
    Karpecki, P. M.
  • 3
    Al malki, M. S. (2016)
  • 4
    Ilyas HS, Yulianti SR. (2014) Karpecki, P. M.
  • 5
    Al malki, M. S. (2016)
  • 6
    Ehlers, J.P (2011).
  • 7
    Al malki, M. S. (2016)
  • 8
    Ilyas HS, Yulianti SR. (2014) Karpecki, P. M.
  • 9
    Al malki, M. S. (2016)
  • 10
    Karpecki, P. M.
  • 11
    Al malki, M. S. (2016)
  • 12
    Ilyas HS, Yulianti SR. (2014) Karpecki, P. M.

Bibliographical Entries

  • Al malki, M. S. (2016). Incidence of acute eye diseases amongst pilgrims durung hajj 2016 in Makkah Saudi Arabia. Internatioanl journal of current research. Desember 8 (12) pp 44359-44361
  • Karpecki, P. M. (2015). Kanski’s clinical ophthalmology : A systematic approach. Optometry and Vision Science, 92(10). e386.doi:10.1097/opx.0000000000000737
  • Ehlers, J.P. (2011). The wills eye manual : Office and emergency room diagnosis and treatment of eye disease 5 th edition. Lippincolt and wilkins

Citation

Yuliono Trika Nur Hasan: „Glaukoma Akut“, Version 1.0. In: Maliki Encyclopedia. Published by Pusat Perpustakaan, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Malang, Saturday, April 20, 2024.