Logo

Search the Maliki Encyclopedia

Article PHBS Haji - Masker

PHBS Haji - Masker

  • Version 1.0
  • Published Thursday, April 18, 2024

Ringkasan


Salah satu hal penting yang harus dilakukan jemaah haji saat beribadah haji adalah memakai masker, karena ketika musim haji banyak orang-orang dari seluruh dunia berkumpul untuk melakukan ibadah haji. Hal ini dapat menjadi penularan penyakit ke dan dari orang lain, sehingga tindakan pencegahan yang baik untuk mencegah penularan infeksi terutama infeksi saluran pernafasan adalah menggunakan masker.

Masker


Makna dari masker wajah tentunya sangat berkaitan dengan pencegahan penularan dan itu menjadi aksesori wajib di banyak negara saat ini.1L, Tateo (2020) Masker adalah alat pelindung yang menutupi sebagian wajah. Mereka dirancang untuk melindungi orang yang memakainya dari polutan saat bernapas (racun pernapasan atau bakteri maupun virus organisme patogen. Jenis masker antara lain:2Matuschek et al. (2020) 3Azman et al. (2017)

a. Masker untuk penggunaan sehari-hari (masker yang terbuat dari kain)
Masker ini tidak begitu memberikan perlindungan bagi pengguna dari infeksi. Masker ini tidak boleh digunakan dalam sistem perawatan kesehatan, tetapi umumnya direkomendasikan untuk masyarakat umum yang berjalan kaki, berbelanja atau menggunakan transportasi umum.

b. MNP (= medical mouth–nose protection)
MNP ini sering disebut sebagai masker bedah. Industri produksi MNP mematuhi aturan ketat untuk disediakan perlindungan terhadap infeksi. Masker bedah tidak efektif dalam menyaring partikel kecil. Masker bedah meski hanya bisa mencegah percikan dan droplets, aerosol masih bisa melewati ruang antara wajah dan masker.

c. FFP Mask (filtering face piece)
Penggunaan masker ini diperlukan untuk mencegah masuknya patogen melalui jalan nafas dan memiliki peran melindungi baik pemakainya maupun orang-orang disekitarnya. Masker FFP ada 2 yaitu masker FFP (filtering face piece) tanpa katup dan Masker FFP (filtering face piece) dengan katup. Masker FFP 1 adalah masker debu. Masker FFP1 cocok untuk orang yang bekerja di lingkungan yang mengandung debu tidak beracun. Masker FFP2/N95 cocok untuk lingkungan kerja dimana ada patogen dan mutagen dalam komposisi udara. FFP2 melindungi orang yang memakai karena >95% partikel dan droplets ditahan saat menghirup udara.


Meski banyak jenis masker yang digunakan saat menunaikan ibadah haji untuk melindungi jemaah haji dari berbagai penyakit infeksi, namun ada dua jenis masker wajah yang paling umum digunakan jemaah haji. Masker tersebut adalah masker bedah dan N95.4Azman et al. (2017)

Pentingnya menggunakan masker saat ibadah haji


Ibadah haji yang dilakukan tiap tahun ke Mekah, Arab Saudi yang dihadiri lebih dari 2 juta orang dapat menjadi salah satu akibat adanya infeksi saluran pernafasan yang merupakan penyakit paling umum di tularkan selama periode ini. Infeksi saluran pernafasan adalah masalah yang serius pada penyakit menular yang berpotensi tinggi menyebar terutama di daerah yang padat seperti ketika haji terutama yang tidak melakukan tindakan pencegahan.5S, Anuwar., I, Mohammad., I, Abdullah. (2014) 6Barasheed et al. (2016) Selain itu adanya kondisi cuaca yang panas bersama dengan berdesak-desakan dalam area terbatas saat melakukan ibadah haji, maka akan membuat jemaah haji lebih rentan tertular dan menyebar infeksi terutama infeksi saluran pernafasan.7Benkouiten et al. (2013) Lebih dari 90% jemaah haji menderita setidaknya 1 gejala pernafasan dan risiko untuk mendapatkan infeksi pernafasan akibat virus meningkat beberapa kali lipat.8Barasheed et al. (2016) Pneumonia adalah penyebab paling sering untuk jemaah haji masuk rumah sakit yang diperhitungkan 19,7% sampai 39,4% selama musim haji.9SM, Al-Ghamdi., HO, Akbar., YA, Qari., OA, Fathaldin., RS, AL-Rashed (2003)

Pentingnya menggunakan masker saat ibadah haji


Ibadah haji yang dilakukan tiap tahun ke Mekah, Arab Saudi yang dihadiri lebih dari 2 juta orang dapat menjadi salah satu akibat adanya infeksi saluran pernafasan yang merupakan penyakit paling umum di tularkan selama periode ini. Infeksi saluran pernafasan adalah masalah yang serius pada penyakit menular yang berpotensi tinggi menyebar terutama di daerah yang padat seperti ketika haji terutama yang tidak melakukan tindakan pencegahan.10S, Anuwar., I, Mohammad., I, Abdullah. (2014) 11Barasheed et al. (2016) Selain itu adanya kondisi cuaca yang panas bersama dengan berdesak-desakan dalam area terbatas saat melakukan ibadah haji, maka akan membuat jemaah haji lebih rentan tertular dan menyebar infeksi terutama infeksi saluran pernafasan6. Lebih dari 90% jemaah haji menderita setidaknya 1 gejala pernafasan dan risiko untuk mendapatkan infeksi pernafasan akibat virus meningkat beberapa kali lipat.12Barasheed et al. (2016) Pneumonia adalah penyebab paling sering untuk jemaah haji masuk rumah sakit yang diperhitungkan 19,7% sampai 39,4% selama musim haji.13SM, Al-Ghamdi., HO, Akbar., YA, Qari., OA, Fathaldin., RS, AL-Rashed (2003)

Penggunaan masker wajah mampu membatasi penyebaran mikroorganisme dan infeksi pernafasan terutama dari droplet saat pertemuan massal sebagai perlindungan sepanjang waktu.14Hashim et al. (2016) 15M, Alfelali., et al. (2020) Oleh karena itu, jemaah haji sangat dianjurkan untuk menggunakan masker dan memakainya dengan cara yang benar. Hal ini untuk mencegah penularan infeksi ke dan dari orang lain.

Cara Menggunakan Masker


Sangat penting untuk memakai masker dengan benar. Masker harus pas kedap udara di kulit, jika tidak efeknya akan hilang. Bagian luar masker tidak boleh disentuh dan khusus untuk masker bedah hanya boleh digunakan sekali. Jika masker tidak diganti secara teratur (atau di cuci benar jika terbuat dari kain), patogen dapat menumpuk di masker. Begitu juga ketika masker basah, maka akan meningkatkan penularan infeksi.16D, Isaacs., et al. (2020) Jika masker tidak digunakan dengan benar, maka risiko penyebaran kuman patogen akan meningkat secara drastis.17Azman et al. (2017) Masker wajah sekali pakai harus digunakan sekali dan diganti ketika masker menjadi lembab dan harus di buang dengan benar.18Hashim et al. (2016) Masker juga sebaiknya diganti setiap enam jam setelah pemakaian, atau bila kotor.19Menteri Kesehatan (2017)
Berikut ini cara menggunakan masker dengan benar:

  1. Menutup mulut, hidung dan dagu anda. Pastikan bagian masker yang berwarna berada di bagian depan.
  2. Menekan bagian atas masker supaya mengikuti bentuk hidung anda dan tarik ke belakang ke bagian bawah dagu.
  3. Melepas masker yang telah dipakai dengan hanya memegang tali dan langsung dibuang ke tempat sampah tertutup.
  4. Mencuci tangan menggunakan sabun setelah membuang masker yang telah digunakan ke dalam tempat sampah.
  5. Agar bersih, mengganti masker anda secara rutin apabila kotor atau basah.

Langkah–langkah menggunakan masker dengan benar
Sumber: Dok. pribadi

Notes

  • 1
    L, Tateo (2020)
  • 2
    Matuschek et al. (2020)
  • 3
    Azman et al. (2017)
  • 4
    Azman et al. (2017)
  • 5
    S, Anuwar., I, Mohammad., I, Abdullah. (2014)
  • 6
    Barasheed et al. (2016)
  • 7
    Benkouiten et al. (2013)
  • 8
    Barasheed et al. (2016)
  • 9
    SM, Al-Ghamdi., HO, Akbar., YA, Qari., OA, Fathaldin., RS, AL-Rashed (2003)
  • 10
    S, Anuwar., I, Mohammad., I, Abdullah. (2014)
  • 11
    Barasheed et al. (2016)
  • 12
    Barasheed et al. (2016)
  • 13
    SM, Al-Ghamdi., HO, Akbar., YA, Qari., OA, Fathaldin., RS, AL-Rashed (2003)
  • 14
    Hashim et al. (2016)
  • 15
    M, Alfelali., et al. (2020)
  • 16
    D, Isaacs., et al. (2020)
  • 17
    Azman et al. (2017)
  • 18
    Hashim et al. (2016)
  • 19
    Menteri Kesehatan (2017)

Bibliographical Entries

  • https: Promkes.kemkes.go.id/cara-memakai-masker-yang-benar
  • Benkouiten et al. (2013). Circulation of respiratory viruses among pilgrims during the 2012 hajj pilgrimage. Clinical Infectious Diseases. 57(7): 992 - 1000.  
  • Isaacs D, et al. (2020). Do facemasks protect against COVID-19?. J Paediatr Child Health 56(6):976–7.
  • Tateo L. (2020). Face masks as layers of meaning in Times of COVID 19. Culture and Psychology. 0(0): 1-21.
  • Matuschek et al. (2020). Face masks: Benefits and risks during the Covid-19 crisisi. European Journal of Medical Research. 25(32): 1-8.
  • Alfelali M, et al. (2020). Facemask against viral respiratory infections among hajj pilgrims: A challenging cluster randomized trial. Plos ONE. 15(10): 1-20.
  • Azman et al. (2017). Factors influencing face mask selection and design spesifications: Results from pilot study amongs malaysian umrah pilgrims. Jurnal Teknologi (Sciences & Engineering.,  79(3): 7-15.  
  • Menteri Kesehatan, (2017). Panduan umum kesehatan bagi haji dan kecil haji, edisi ketiga.
  • Al-Ghamdi SM, Akbar HO, Qari YA, Fathaldin OA, AL-Rashed RS. (2003). Pattern of admission to hospitals during muslim pilgrimage (Hajj). Saudi Med J. 24(10): 1073–6.
  • Anuwar S, Mohammad I, Abdullah I. (2014). The issues of facemask among hajj pilgrims: A critical review. International Journal of Science, Environment and Technology. 3(4): 1528-1534.
  • Hashim et al. (2016). The prevalence and preventive measures of the respiratory illness among malaysian pilgrims in 2013 hajj season. Journal of Travel Medicine. 1-7.
  • Barasheed et al. (2016). Uptake and effectiveness of facemask against respiratory infections at mass gatherings: A systematic review. International Journal of Infectious Diseases. 47: 105-111.

Citation

Riskiyah: „PHBS Haji - Masker“, Version 1.0. In: Maliki Encyclopedia. Published by Pusat Perpustakaan, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Malang, Thursday, April 18, 2024.