Lucien Goldmann: Bapak Strukturalisme Genetik
- Version
Table of Contents

Biografi
Goldmann lahir pada tanggal 20 Juli 1913 di Bukares Rumania. Goldmann dikenal sebagai seorang filsuf dan sosiolog yang meraih gelar profesor di Ecole des Hautes Etudes en Sciences Sociales (EHESS), salah satu sekolah pascarsarjana paling bergengsi di Paris, Prancis. Perjalanan intelektual Goldman dimulai saat ia belajar hukum di Universitas Bukares dan Universitas Wina. Pada tahun 1934, Goldmann belajar ilmu ekonomi, politik, sastra, dan filsafat di Universitas Paris sebelum akhirnya pindah ke Swiss pada November 1942. Berkat jasa Jean Piaget, seorang psikolog Swiss yang terkenal dengan teori “Perkembangan Anak”- nya, Goldmann mendapat beasiswa program doktoral bidang Filsafat di Universitas Zurich dengan karya berjudul Mensch, Gemeinschaft, und Welt in der Philosohie Immanuel Kants (Manusia, Komunitas, dan Dunia dalam Filsafat Immanuel Kant).
Goldmann dikenal di Eropa sebagai pemikir yang mengkritik Marxisme, dengan mengatakan bahwa Marxisme saat itu (sekira akhir 1950an) berada dalam krisis yang sangat parah dan harus mengubah dirinya secara radikal jika ingin bertahan. Ia menolak pandangan Marxisme tradisional tentang perjuangan kelas proletar dan menentang gerakan Marxisme struktural. Meski demikian, pada perkembangan berikutnya, Goldmann justru dikenal sebagai salah satu pengikut Marx yang paling baik dan paling cerdas karena ia berusaha mensintesis epistemologi genetik Jean Piaget dan Karl Marx yang kemudian menginspirasinya untuk mencetuskan teori strukturalisme genetik pada medio 1960-an.
Sebagai murid György Lukács, Goldmann dikenal sebagai seorang sosialis humanis dan tokoh sosiologi sastra. Di kemudian hari, Goldman aktif menulis tentang filsafat, sosiologi, dan kritik sastra berpendekatan strukturalisme genetik. Beberapa karyanya yang cukup terkenal, di antaranya: The Hidden God, Is there a Marxist Sociology? The Human Sciences and Philosophy, The Philosophy of Enlightenment, Towards a Sociology of the Novel, The Epistemology of Sociology, Cultural Creation in Modern Society, Essays on Method in the Sociology of Literature, dan Lukacs and Heidegger: Towards a New Philosophy. Goldmann meninggal di Paris tanggal 8 Oktober 1970 pada usia 57 tahun.
Pemikiran
Di bidang kritik sastra, Goldmann dikenal sebagai penggagas teori Strukturalisme Genetik (genetic structuralism). Pemikiran Goldmann mengenai strukturalisme genetik didasarkan pada tiga sifat dasar manusia yang terdiri dari kecenderungan atas signifikansi, konsistensi, dan transendensi. Ketiganya berangkat dari apa yang ia sebut sebagai fakta kemanusiaan (human fact) di mana manusia dianggap sebagai subjek individual dan subjek kolektif. Dalam sosiologi, antropologi, dan linguistik, strukturalisme merupakan teori umum tentang budaya dan metodologi yang mengandung pengertian bahwa unsur- unsur budaya manusia harus dipahami melalui hubungannya dengan sistem yang lebih luas. Ia bekerja untuk mengungkap struktur yang mendasari semua hal yang manusia lakukan, pikirkan, dan rasakan. Artinya, strukturalisme berkeyakinan bahwa fenomena kemanusiaan tidak dapat dipahami kecuali melalui keterkaitan antar unsur-unsur pendukungnya. Keterkaitan atau hubungan ini membentuk sebuah struktur yang bersifat konstan dan abstrak.
Pemikiran Goldmann tentang fakta kemanuasiaan dalam konteks strukturalisme genetik banyak dipengaruhi oleh tiga filsuf terkemuka, yaitu Karl Marx, György Lukács, dan Jean Piaget. Teori Marx tentang relasi ekonomi dan kelas masyarakat mengandaikan bahwa manusia berkembang melalui konflik. Dalam mode produksi kapitalisme kelas- kelas penguasa (borjuis) mengontrol secara penuh alat-alat produksi termasuk aktivitas kelas-kelas pekerja (proletar). Teori kelas Marx menjadi dasar bagi banyak pemahaman saat ini tentang relasi manusia dengan sistem kapital. Adapun Lukács sangat berpengaruh karena teorinya tentang realisme dalam sastra. Lukács merupakan intelektual terkemuka yang mendukung Stalinisme sebagai perwujudan pemikiran Marxisme. Sementara itu, Piaget merupakan penggagas teori konstruktivisme yang popiler pada tahun 1960an. Ketiga tokoh inilah yang sangat mempengaruhi pemikiran-pemikiran Goldmann.
Melalui strukturalisme genetiknya, Goldman menyampaikan ide bahwa kajian sastra tidak dapat dilakukan hanya dengan melihat unsur intrinsik saja melainkan perlu mempertimbangkan unsur lain yang lebih “besar”. Unsur lain tersebut merupakan unsur-unsur yang berada di luar karya sastra. Hal ini didasarkan pada fakta bahwa sebuah karya sastra hadir tidak dimonopoli oleh daya imajinatif penulis semata tetapi ada faktor budaya dan sosial yang turut andil dalam penciptaan karya sastra tersebut. Teori strukturalisme genetik muncul sebagai bentuk “penolakan” (baca: penyempurnaan) dari teori yang muncul sebelumnya, yaitu strukturalisme murni.
Teori strukturalisme murni mengandaikan bahwa karya sastra merupakan produk yang bersifat otonom sehingga ia dapat dikaji melalui pembacaan teks sastra itu sendiri tanpa melibatkan kondisi sosial yang mungkin melatarbelakangi kemunculannya. Dalam perkembangannya, teori strukturalisme murni dianggap kurang berhasil. Hal ini dilatarbelakangi oleh keyakinan bahwa pemaknaan teks sastra yang mengabaikan pengarang sebagai pemberi makna akan berbahaya terhadap analisis karya sastra tersebut. Strukturalisme murni dianggap memiliki beberapa kelamahan, seperti:
- Analisis struktur karya sastra belum menjangkau secara keseluruhan teori sastra dan justru tidak berdasarkan teori sastra yang lengkap dan tepat.
- Karya sastra tidak dapat dikaji secara terasing dan terpisah, tetapi harus dipahami dalam kerangka sistem sastra dengan latar belakang sejarah.
- Adanya struktur yang objektif pada karya sastra makin diragukan; peranan pembaca sebagai pemberi makna dalam interpretasi karya sastra perlu ditonjolkan dengan segala konsekuensinya untuk menganalisis struktur.
- Analisis yang menekankan otonomi karya sastra juga dapat menghilangkan konteks dan fungsinya, sehingga karya sastra bisa kehilangan relevansi sosialnya.
Berdasarkan pemikiran di atas, maka mengkaji karya sastra, menurut Goldmann, tidak cukup hanya pada pembahasan unsur intrinsiknya belaka tetapi perlu ditambah dengan kajian kategori-kategori lain yang saling berkaitan, yaitu: fakta kemanusiaan, subjek kolektif, strukturasi, pandangan dunia pengarang, dan pemahaman- penjelasan. Dengan framework semacam ini, strukturalisme genetik dapat dianggap sebagai salah satu cabang sosiologi sastra yang memadukan antara struktur teks, konteks sosial, dan pandangan dunia pengarang.
Teori strukturalisme genetik yang digagas oleh Goldmann menawarkan metode kajian karya sastra yang bersifat “tidak murni” yang menggabungkan strukturalisme murni dan sosiologi sastra. Goldmann menegaskan bahwa karya sastra perlu dilihat sebagai bagian dari sebuah struktur. Akan tetapi, struktur itu bukanlah sesuatu yang statis, tetapi merupakan produk dari proses sejarah yang berlangsung, proses strukturasi, restrukturasi, dan destrukturasi yang hidup dan dihayati oleh masyarakat di mana karya tersebut dihasilkan.
Bibliographical Entries
- Endraswara, S. (2003). Metodologi penelitian sastra. Yogyakarta: CAPS.
- Ratna, N. K. (2004). Penelitian sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
- Faruk. (2010). Pengantar sosiologi sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
- Yasa, I. N. (2012). Teori sastra dan penerapannya. Bandung: Karya Putra Darwati.
- Cohen, M. (1994). The wager of Lucien Goldmann: Tragedy, dialectics, and the hidden god. New Jersey: Princeton Legacy Library.
Citation
Nur Latifah: „Lucien Goldmann: Bapak Strukturalisme Genetik“, Version 1.0. In: Maliki Encyclopedia. Published by Pusat Perpustakaan, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang,