Logo

Search the Maliki Encyclopedia

Article Louis Pierre Althusser: Ideologi dan State Apparatuses

Louis Pierre Althusser: Ideologi dan State Apparatuses

  • Version 1.0

Biografi

Louis Pierre Althusser (Prancis: [altysɛʁ]; 16 Oktober 1918 – 22 Oktober 1990) adalah seorang filsuf Marxis Prancis. Althusser lahir di Aljazair dan belajar di École Normale Supérieure di Paris, di mana ia akhirnya menjadi Profesor di bidang filsafat. Althusser biasa dikenal sebagai seorang Marxis strukturalis dan kritis terhadap banyak aspek-aspek strukturalisme. Althusser lahir di Aljazair di kota Birmendreis, dekat Aljir, dari keluarga Pieds-noirs. Ia diberi nama dari paman di pihak ayah yang terbunuh dalam Perang Dunia I. Setelah kematian ayahnya, Althusser pindah dari Aljir bersama ibu dan adik perempuannya ke Marseille, tempat ia menghabiskan sisa masa kecilnya.

Althusser bergabung dengan gerakan pemuda Katolik Roma Jeunesse Étudiante Chrétienne pada tahun 1937. Althusser adalah murid yang brilian di Lycée du Parc di Lyon dan kemudian (pada tahun 1939) diterima oleh elit École Normale Supérieure (ENS) di Paris. Althusser pernah ditahan di sebuah kamp tawanan perang Jerman setelah Kejatuhan Prancis selama enam tahun. Di sana, Althusser memulai pemikiran yang membawanya ke paham komunisme. Dia ditahan di kamp selama sisa perang, dalam
kondisi yang menyebabkan ketidakstabilan mental seumur hidupnya. Althusser memperoleh diplôme d’études supérieures (fr) (kira-kira setara dengan MA) pada tahun 1947 dengan karya berjudul Du contenu dans la pensée de GWF Hegel (On Content in the Thought of GWF Hegel).

Karya-karya Althusser termasuk Reading Capital (1965), yang merupakan kumpulan karya Althusser dan
murid-muridnya dalam pembacaan ulang yang intensif dari karya Karl Marx Capital. Buku ini merefleksikan status filosofis teori Marxis sebagai “kritik ekonomi politik”, dan objeknya. Terjemahan asli bahasa Inggris dari karya ini hanya mencakup esai Althusser dan Étienne Balibar, sedangkan edisi bahasa Prancis asli berisi kontribusi tambahan dari Jacques Rancière, Pierre Macherey, dan Roger Establet. Terjemahan lengkapnya diterbitkan pada tahun 2016.

Pemikiran

Pemikiran awal Althusser adalah responnya pada Marx dan usulan tentang “jeda epistemologis” yang besar antara tulisan-tulisan awal Marx (1840-45) dan tulisan tulisan akhirnya, termasuk penggunaan teks-teks Marxis yang tepat yang terinspirasi dari Gaston Bachelard. Esainya yang berjudul Marxism and Humanism merupakan pernyataan kuat terhadap anti-humanisme dalam teori Marxis. Ia mengutuk ide-ide seperti “potensi manusia” dan “makhluk hidup” yang sering dikemukakan oleh kaum Marxis, sebagai hasil dari ideologi borjuis tentang “kemanusiaan.” Esainya yang berjudl Contradiction and Overdetermination meminjam konsep overdetermination dari psikoanalisis untuk menggantikan ide “kontradiksi” dengan model kausalitas ganda yang lebih kompleks dalam situasi politik (ide yang terkait erat dengan konsep hegemoni budaya milik Antonio Gramsci).

Althusser juga dikenal luas karena teorinya tentang ideologi, terutama melalui esai yang ia tulis berjudul Ideology and Ideological State Apparatuses: Notes Toward an Investigation. Teori ideologi Althusser mengacu pada Marx dan Gramsci, tetapi juga pada konsep psikologis Freud dan Lacan tentang fase bawah sadar dan cermin, dan menjelaskan struktur dan sistem yang memungkinkan konsep diri. Bagi Althusser, struktur-struktur ini adalah agen represi dan tak terelakkan: mustahil untuk melepaskan diri dari ideologi dan menghindarinya. Di sisi lain, dalam esai tersebut terlihat bagaimana konsep ideologi Althusser, secara umum, sejalan dengan teori klasik perjuangan kelas dalam Marxisme.

Dalam kritik sastra, Althusser menggabungkan Marxisme dengan strukturalisme yang berorientasi ilmiah. Dalam esainya, Ideology and the Ideological State Apparatuses (1970), Althusser menganalisis bagaimana sistem dominan dalam menegakkan kontrol secara halus dapat membentuk subjek melalui ideologi. Ideologi sebelumnya telah didefinisikan oleh Engels sebagai “kesadaran palsu” untuk merujuk pada cara-cara di mana hegemoni dinaturalisasi, dibenarkan, dan dipertahankan dalam masyarakat, dan cara-cara yang tidak terlihat di mana bentuk-bentuk budaya berusaha untuk memastikan dominasi abadi dari kelas penguasa.

Althusser mengemukakan bahwa struktur masyarakat tidak monolitik tetapi terdiri dari keragaman formasi sosial non-sinkronis atau Ideological State Apparatuses (ISA). Althusser menggunakan penjelasan strukturalis tentang mekanisme sosial yang menanamkan persetujuan dan menghasilkan kepatuhan yang diinginkan; dan penjelasan psikologis tentang bagaimana ideologi “menginterpelasi” individu dan membuat mereka tanpa disadari berpartisipasi dalam penindasan mereka sendiri sehingga menghilangkan gagasan humanis tentang kehendak bebas. ISA adalah mekanisme sosial di mana individu mengambil posisi subjek yang telah ditetapkan yang sesuai dengan nilai dan kepentingan kelas dominan.

ISA mencakup institusi sosial seperti keluarga, sekolah, agama, dan sebagainya. Althusser mengamati bahwa lembaga-lembaga ini beroperasi dengan “otonomi relatif” dan memperoleh kekuasaan mereka tidak melalui paksaan eksplisit seperti RSA (Aparat Negara Represif) tetapi dengan persetujuan implisit. Althusser juga melacak meningkatnya pengaruh sekolah sebagai ISA yang dominan dalam masyarakat modern, menanamkan kebiasaan yang akan membuat mereka menjadi warga negara yang produktif dalam masyarakat kapitalis modern. Mengadopsi konsep Lacan tentang imajiner, yang nyata dan simbolik, Althusser mendefinisikan ideologi sebagai “hubungan imajiner individu dengan kondisi keberadaan mereka yang sebenarnya” dan gagasan subjekisasi melalui interpelasi dapat dibandingkan dengan tahap cermin Lacanian.

Walaupun Althusser percaya bahwa seni terbentuk dari ideologi, ia masih meyakini adanya seni otentik yang melepaskan diri dari ideologi konsumen, seperti yang diuraikan oleh Pierre Macherey dalam bukunya A Theory of Literary Production (1966). Ide ini dapat dihubungkan dengan konsep “defamiliarisasi” dari Formalis Rusia dan “keterasingan” Bertolt Brecht. Ideologi Althusser menggaungkan hegemoni Gramsci, mempengaruhi Stuart Hall dalam Kajian Budaya, dan telah menjadi dasar dalam kritik Marxis seperti Terry Eagleton (Kritik dan Ideologi, 1976) dan Frederick Jameson (The Political Unccious, 1981).

Karya Althusser tidak sepi dari kritik. Dalam makalah tahun 1971 untuk Socialist Register, filsuf Polandia Leszek Kołakowski melakukan kritik rinci terhadap Marxisme struktural, dengan alasan bahwa konsep tersebut sangat cacat pada tiga poin utama. Kołakowski lebih lanjut berpendapat bahwa, meskipun Althusser mengklaim tentang ketelitian ilmiah, Marxisme struktural tidak dapat dipalsukan dan karenanya tidak ilmiah, dan paling baik dipahami sebagai ideologi kuasi-religius. Pada tahun 1980, sosiolog Axel van den Berg menggambarkan bahwa “Althusser mempertahankan retorika radikal ortodoks hanya dengan memutuskan semua koneksi dengan fakta yang dapat diverifikasi”.

Gerald Cohen, dalam esainya Complete Bullshit, telah mengutip Mazhab Althusser sebagai contoh dari bullshit dan faktor dalam ikut mendirikan Non-Bullshit Marxism Group. Dia mengatakan bahwa ide-ide yang dihasilkan oleh Althusserians, misalnya, dari interpelasi subjek, atau kontradiksi dan overdetermination, memiliki daya pikat permukaan, tetapi seringkali tampak mustahil untuk menentukan apakah tesis di mana ide-ide itu dipikirkan benar atau tidak, dan, di lain waktu, tesis itu tampaknya hanya mampu untuk dua interpretasi: di salah satu tesis itu benar tetapi tidak menarik, dan, di sisi lain, menarik, tetapi jelas salah.

Contoh aplikasi kajian Ideological State Apparatuses (ISA) Althusser adalah penelitian Sadati (2013). Ia menggunakan definisi Althusser tentang ideologi dan Ideological State Apparatuses (ISA) untuk menganalisa puisi Amiri Baraka yang cukup terkenal: In Memory of Radio. Althusser memiliki makna penting dalam teori dan kritik sastra modern karena definisi ulangnya tentang ideologi Marxis. Penulis menggunakan definisi ideologi sebagai “representasi dari hubungan imajiner individu ke keberadaan nyata mereka.” Althusser percaya bahwa individu adalah subjek, dan subjek dapat bertindak di dalam dan oleh sistem. Menurut Althusser, yang berfungsi adalah ideologi dalam pengalaman dan bentuk material (melalui ISA) yang mengubah individu menjadi subjek ideologis dalam masyarakat kapitalis. Ia menambahkan tidak ada jalan keluar dari ideologi karena kita hidup dalam ideologi, tidak ada yang terjadi di luar ideologi, dan kita tidak dapat memahami diri kita sendiri di luar ideologi atau yang kita temukan identitas kita di depan cermin ideologi. Pada penelitian ini, penulis meneliti arti tersembunyi dari In Memory of Radio dengan menjelaskan fungsi program radio, serial komik, dan ceramah agama sebagai ISA. Ia mengungkap peran negatif yang dominan dari ideologi dan program radio sebagai ISA dalam pembentukan identitas individu dalam masyarakat Afrika Amerika yang terdominasi oleh ideologi kulit putih.


Bibliographical Entries

  • Althusser, L. 2020. On Ideology. London: Verso Trade Books.

Citation

Agung Wiranata Kusuma: Version 1.0. In: Maliki Encyclopedia. Published by Pusat Perpustakaan, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang,