Logo

Search the Maliki Encyclopedia

Article Julia Kristeva: Antara bahasa, sastra, dan semiotika intertekstual

Julia Kristeva: Antara bahasa, sastra, dan semiotika intertekstual

  • Version 1.0

Biografi

Walaupun berkewarganegaraan Prancis, Julia Kristeva sebenarnya perempuan kelahir Sliven Bulgaria pada 24 Juni 1941. Kristeva dan saudara perempuannya mengenyam pendidikan dasar di sekolah Francophone yang dikelola oleh para biarawati Dominika. Kristeva berkenalan dengan karya Mikhail Bakhtin saat masih berada di Bulgaria. Ia melanjutkan studinya di Universitas Sofia, dan setelah lulus ia memperoleh beasiswa penelitian dan pindah ke Prancis pada Desember 1965, ketika ia berusia 24 tahun. Ia melanjutkan pendidikannya di beberapa universitas Prancis, belajar di bawah bimbingan Lucien Goldmann dan Roland Barthes. Pada 2 Agustus 1967, Kristeva menikah dengan novelis Philippe Sollers, yang lahir dengan nama Philippe Joyaux.

Kristeva mengajar di Universitas Columbia pada awal 1970-an dan tetap menjadi Profesor Tamu. Kristeva juga menerbitkan buku dengan nama Julia Joyaux. Ia dikenal sebagai seorang psikoanalis, kritikus sastra, novelis, dan pendidik. Ia terkenal lewat tulisannya tentang linguistik strukturalis, psikoanalisa, semiotika, dan filsafat feminisme. Kristeva menerima gelar dalam bidang linguistik dari Universitas Sofia pada tahun 1966 dan kemudian pada tahun itu ia berimigrasi ke Prancis untuk studi doktoral. Di Paris ia bekerja dengan kritikus strukturalis dan Marxis, Lucien Goldmann, kritikus sosial dan sastra, Roland Barthes, dan antropolog strukturalis, Claude Lévi-Strauss.

Pada tahun 1973 ia menerima gelar doktor dalam bidang linguistik dari École Pratique des Hautes Études (Sekolah Praktik Studi Lanjutan). Disertasi doktoralnya, La Révolution du langage poétique (1974; Revolusi dalam Bahasa Puisi), dipuji karena penerapan teori psikoanalitik pada bahasa dan sastra. Ia lalu berkarier di Fakultas Linguistik di Universitas Paris VII – Denis Diderot pada tahun 1974. Pada tahun 1979 ia menjadi seorang praktisi psikoanalisa.

Saat ini, Kristeva adalah pengajar di Psychoanalytical Society of Paris dan mendapat gelar doktor Honoris Causa dari sejumlah universitas tempat ia mengajar di Amerika Serikat, Kanada, dan Eropa. Ia mendapat penghargaan Commander of the Legion of Honor, Commander of the Order of Merit, pemenang pertama Holberg Prize pada Desember 2004, Hannah Arendt Prize pada Desember 2006, dan Vaclav Havel Prize pada 2008. Julia Kristeva juga menginisiasi Penghargaan Simone de Beauvoir untuk kebebasan perempuan pada tahun 2008.

Teori Kristeva mensintesis unsur-unsur dari para pemikir yang berbeda seperti psikoanalis Prancis Jacques Lacan, filsuf Prancis Michel Foucault, dan ahli teori sastra Rusia Mikhail Bakhtin. Dua tren yang berbeda menjadi ciri khas tulisannya: fase strukturalis-semiotik awal dan fase psikoanalisis-feminis. Selama periode terakhir, Kristeva membuat studi baru yang disebutnya “semianalisis,” yang merupakan kombinasi ilmu psikoanalisis Sigmund Freud dan ilmu semiology atau semiotika yang dipopulerkan ahli bahasa Swiss Ferdinand de Saussure dan filsuf Amerika Charles Sanders Peirce.

Pemikiran

Kontribusi Kristeva yang paling penting dalam filsafat bahasa adalah teori perbedaannya antara aspek semiotik dan simbolik bahasa. Semiotika, yang dimanifestasikan dalam ritme dan nada, dikaitkan dengan reproduksi tubuh. Istilah “simbolik”, di sisi lain, dikaitkan dengan makna referensial. Melalui konsep ini, Kristeva berusaha mengembalikan esensi “tubuh yang berbicara” (speaking body) ke dalam linguistik dan filsafat. Ia meyakini bahwa dorongan tubuh dilepaskan dalam bahasa dan bahwa struktur bahasa sudah beroperasi di dalam tubuh.

Ia mengikuti parameter umum perkembangan psikoseksual Lacan. Namun, ia menambahkan sejumlah elemen dan menyusun kembali valensi suku Lacan. Secara khusus, Kristeva menawarkan tempat yang lebih sentral untuk naluri “keibuan” dan femniitas dalam perkembangan psikoseksual subjek. Karena alasan ini, ia memiliki pengaruh kuat pada konsep psikoanalis feminis dalam mencari model yang kurang seksis dan falosentris (berorientasi pada alat kelamin). Berikut adalah variasi Kristeva pada tema Lacan tentang Perkembangan Psikoseksual:

  1. Usia 0-6 bulan. Kristeva menyebut tahap ini sebagai fase “chora”. Pada tahap paling awal perkembangannya, manusia didominasi oleh perpaduan persepsi, perasaan, dan kebutuhan yang tidak teratur. Anda tidak membedakan diri Anda dengan ibu Anda atau bahkan dunia di sekitar Anda. Sebaliknya, Anda menghabiskan waktu Anda dengan menganggap diri Anda sendiri segala sesuatu yang Anda alami sebagai hal yang menyenangkan tanpa adanya batasan. Pada tahap ini, menurut Kristeva, manusia sepenuhnya didominasi oleh dorongan diri sendiri (baik dorongan hidup maupun dorongan kematian).
  2. Usia 4-8 bulan. Kristeva mengemukakan bahwa di antara chora dan tahap cermin, terjadi tahap pra-linguistik penting yang ia asosiasikan dengan “kehinaan” (abject). Pada fase ini, dalam perkembangan Anda, Anda mulai membuat pemisahan antara diri Anda dan naluri “keibuan”, sehingga mampu menciptakan batasan antara diri dan orang lain. Batasan ini harus ada sebelum Anda masuk ke tahap penguasan Bahasa.
  3. Usia 6-18 bulan. Tahap ini, yang disebut Lacan sebagai “tahap cermin”, adalah momen sentral dalam perkembangan manusia. “Tahap cermin” memerlukan “dinamisme libidinal” yang didorong oleh kemampuan identifikasi Anda melalui citra Anda sendiri, yang oleh Lacan disebut sebagai “Ideal-I” atau “ego ideal”. Setelah itu, Anda dapat memahami posisi citra diri tersebut dalam tatanan sosial yang lebih besar, di mana Anda harus menegosiasikan hubungan Anda dengan orang lain. Tahap ini penting karena mewakili bentuk diri yang disederhanakan dan dibatasi, sebagai lawan dari persepsi, perasaan, dan kebutuhan yang bergejolak di tahap pertama. Secara khusus, penciptaan versi ideal dari diri ini memberikan dorongan pra-verbal tentang penciptaan fantasi dalam diri yang telah berkembang sepenuhnya. Tahap ini menetapkan apa yang disebut Lacan sebagai “tatanan imajiner”. Pada tahap ini, Kristeva menawarkan putaran berbeda pada Lacan dengan menekankan fakta bahwa penolakan adalah semacam krisis narsistik.
  4. 18 bulan sampai 4 tahun. Lacan membangun kritik semiotik seperti Saussure untuk menunjukkan bagaimana bahasa adalah sistem yang masuk akal dan hanya beroperasi dalam logika perbedaan internalnya sendiri: kata, “ayah,” hanya masuk akal dalam istilah- istilah lain yang didefinisikan dengan atau melawan (ibu, “saya”, hukum, sosial, dll.). Begitu masuk ke dalam sistem diferensial bahasa, sistem itu selamanya menentukan persepsi Anda tentang dunia sekitar. Kristeva menambahkan kepada Lacan bahwa bahasa pada akhirnya adalah sebuah fetish: “Mungkin tidak dapat dihindari bahwa, ketika subjek menghadapi fakta dari hubungan objek, ketika dia berdiri di tempat keinginan yang menemukannya, fetish menjadi pelindung kehidupan yang sementara tetapi tetap sangat diperlukan”.

Berangkat dari teori semianalisis ini, lahirlah sudut pandang Kristeva tentang feminisme yang cukup populer dan berpengaruh di Amerika Serikat maupun Britania Raya. Bersama dengan Simone de Beauvoir, Helene Civous, dan Luce Irigaray, mereka menjadi tokoh utama pengembang feminisme Prancis. Namun pandangannya tentang feminisme dianggap kontroversial, dalam arti bahwa sebagian ahli setuju, dan sebagian yang lain menolak.

Kristeva merupakan salah satu ilmuwan pertama yang menolak ide feminisme secara umum. Dia bahkan tak mau disebut sebagai seorang feminis, meskipun banyak akademisi melihat kontribusi Kristeva sebagai hal yang biasa dilakukan oleh feminis pada umumnya. Poin feminisme yang tak disetujui oleh Kristeva adalah tentang bagaimana feminisme ingin mengatur cara menjadi seorang wanita, atau potret wanita yang ideal. Tentunya Kristeva setuju tentang pengentasan ketidakadilan yang terjadi pada wanita di dunia, maupun perjuangan terhadap hak yang setimpal pada akses pendidikan, politik, maupun peluang kerja yang sama dengan laki-laki, namun dia melihat bahwa gerakan ini dapat dengan mudah membentuk dogma baru yang menghilangkan keunikan individu oleh identitas kelompok yang mengatasnamakan feminisme, sehingga feminisme terjebak pada politik identitas.

Menurutnya, ketika feminisme tak dapat menerima perbedaan individu bagaimana tiap wanita memiliki keinginannya sendiri untuk dapat menjadi seorang wanita menurut pilihannya meskipun bertentangan dengan gerakan feminisme, maka gerakan ini hanya akan menciptakan eksklusivitas yang hanya diisi oleh wanita ras kulit putih dan wanita dengan kelas menengah saja. Kristeva berargumen bahwa feminisme seharusnya tidak hanya berjuang terhadap ketertindasan perempuan, namun juga perjuangan yang lebih besar dari pendefinisian atas esensi wanita itu sendiri. Hal ini ia ungkapkan dalam sebuah esai berjudul Women’s Time yang diterbitkan pertama kali pada 1981 dalam bahasa Prancis dengan judul Le Temps des femmes.

Kristeva menawarkan, bahwa tiap wanita dapat menjadi seorang feminis dengan caranya masing-masing. Jika wanita ingin menjadi seorang ibu rumah tangga tanpa paksaan dan atas pilihannya sendiri, maka wanita ini layak disebut sebagai wanita yang merdeka dan berdaulat atas dirinya, terlepas dari simbol profesi ibu rumah tangga yang dicap sebagai representasi budaya patriarki. Dia menegaskan bahwa standar generasi feminis modern tak bisa disamakan dengan yang dahulu.

Kristeva juga berkecimpung di dunia fiksi, yang ia ekspresikan dalam bentuk novel. Dia menulis sejumlah novel yang menyerupai cerita detektif, dengan ketegangan naratif yang berbeda dan perkenalan plot yang menarik, sehingga mengundang pembacanya untuk juga menemukan ide-ide intrinsik dalam proyek teoretisnya. Karakternya dalam novel mengungkapkan diri mereka terutama melalui perangkat psikologis, membuat jenis fiksinya sebagian besar menyerupai karya-karya terakhir Dostoevsky. Oeuvre (novel kolaborasi) fiksinya, seperti The Old Man and the Wolves, Murder in Byzantium, dan Possessions. Meski sering kali bersifat kiasan, juga seolah mendekati otobiografi dalam beberapa bagian, terutama pada salah satu tokoh protagonis Possessions, Stephanie Delacour — seorang jurnalis Prancis — novel karangannya dapat dilihat sebagai bentuk alter ego Kristeva. Karya terbarunya yang terbit pada 2015, dengan judul Teresa, My Love: An Imagined Life of the Saint of Avila, juga bercerita tentang alter egonya sendiri, yang banyak menceritakan perjalanan spiritualnya, bagaimana Kristeva seolah terjebak dalam dua dunia yang kontras, sekularisme dan fundamentalisme untuk menemukan dan mengevaluasi hal yang dianggap sebagai perwujudan cinta.

Terkait pemikiran Kristeva, Roman Jakobson mengatakan bahwa, “Baik pembaca dan pendengar, baik setuju atau tidak setuju dengan Julia Kristeva, merasa benar- benar tertarik pada pemikirannya yang menarik.” Ian Almond mengkritik etnosentrisme Kristeva dengan mengutip kesimpulan Gayatri Spivak bahwa buku Kristeva About Chinese Women adalah “milik abad ke delapan belas yang” setelah menunjukkan “cara singkat, ekspansif, dan sering kali tidak beralasan, khususnya saat ia menulis tentang dua ribu tahun kebudayaan yang tidak ia kenal”.

Dalam Intellectual Impostures (1997), profesor fisika Alan Sokal dan Jean Bricmont mencurahkan satu bab untuk mengkritisi penggunaan matematika oleh Kristeva dalam tulisannya. Mereka berpendapat bahwa Kristeva gagal menunjukkan relevansi konsep matematika yang ia diskusikan dengan linguistik dan bidang lain yang ia pelajari.

Salah satu contoh kajian yang mengaplikasikan teori semianalisis adalah studi yang dilakukan Arndt 2015 dengan judul Pedagodies of difference: Unknowing immigrant teachers as subjects forever in process. Dengan mengaplikasikan teori Kristeva tentang konsep pengetahuan bawah sadar, penelitian ini mengangkat wawasan terkait pembentukan subjek Yang Lian (The Other), melalui gagasan semiotik dan pemberontakan. Dalam konteks filsafat kritis, penulis mencoba merekonseptualisasikan gagasan terkait mata pelajaran guru imigran, dan konfrontasi serta (re)negosiasi ulang mereka terhadap ekspektasi sosial, politik, profesional, dan keasingan (foreignness) yang belum diketahui. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketidaknyamanan, kerja keras, dan pengetahuan kreatif yang mungkin tidak memberikan hasil langsung kepada tenaga pendidik ternyata sangat sering diacuhkan. Aspek teori Kristeva tentang subjek-dalam-proses dan semiotik, telah membuka beberapa pertanyaan kritis yang mengungkap ketidaktahuan tentang subjektivitas guru imigran.

Bibliographical Entries

  • Ives, K. & Kristeva, J. (2010). Art, love, melancholy, philosophy, semiotics and psychoanalysis. Kent: Crescent Moon Publishing.
  • Crownfield, D. (1992). Body and text in Julia Kristeva: Religion, women, and psychoanalysis. New York: State University of New York Press.
  • Oliver, K. (1993). Ethics, politics, and difference in Julia Kristeva's writing. London: Routledge.
  • Kristeva, J. (2008). From the French by Lorna Scott Fox. Teresa, my love. New York: Columbia University Press.
  • Creech, J. (1975). Julia Kristeva's Bataille: Reading as triumph. Diacritics, 5(1), 62-68.
  • Kristeva, J. (1982). Powers of horror: An essay on abjection. New York: Columbia University Press.

Citation

Habiba Al Umami: „Julia Kristeva: Antara bahasa, sastra, dan semiotika intertekstual“, Version 1.0. In: Maliki Encyclopedia. Published by Pusat Perpustakaan, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang,